SuaraKalbar.id - Tempat karantina di perbatasan RI-Malaysia tepatnya di Terminal Barang Internasional Entikong, Kalimantan Barat kapasitasnya penuh. Hal ini membuat warga resah.
Tak tanggung-tanggung, jumlah warga yang berada di tempat karantina dikabarkan tembus seribu orang, sedangkan fasilitas kurang memadai.
Warga yang ada di sana merupakan para pekerja migran Indonesia (PMI) dari Malaysia yang hendak pulang ke kampung halaman.
Kondisi ini membuat khawatir, karena di saat pemerintah mengimbau untuk menjauhi kerumunan, tempat karantina di Entikong dipenuhi warga yang berkerumun akibat menunggu hasil tes Swab.
Baca Juga: Indonesia dan Taiwan Bahas Pembebasan Biaya Penempatan PMI
Anggota Tim Satgas Terpadu Penanganan Pekerja Migran Indonesia sekaligus Danramil Entikong Mayor InfArman Sulistio membenarkan kalau tempat karantina kelebihan daya tampung, Kamis (22/4/2021)
"Kondisi ini sudah kami laporkan ke atasan, dan tinggal menunggu petunjuk selanjutnya dari panglima Kodam XII Tanjungpura. Selain itu untuk antisipasi kelebihan tempat di karantina kami sudah mendirikan empat Tenda ukuran besar di lapangan TBI Entikong," ujar Arman seperti dikutip dari Suarakalbar.co.id (jaringan Suara.com).
Ia mengungkapkan masalah MCK menjadi keluhan, karena keberadaan kamar mandi dan WC masih belum mampu mencukupi kebutuhan penghuni karantina yang saat ini jumlahnya sudah melebihi angka seribu orang.
Sementara itu, Umar PMI asal Sulawesi Selatan juga mengeluhkan kondisi minimnya fasilitas MCK tersebut.
"Lihat saja kondisi kami sekarang ini, di bertumpuk di satu tempat, dan saling berdekatan, tidak ada batas dan jarak sama sekali. Sejak 5 hari ini kami berada pada satu ruangan dengan ratusan orang lainnya yang tengah menunggu hasil swab untuk segera keluar dari tempat ini," ujarnya.
Baca Juga: Bekerja di Malaysia, Pria Mempawah Meninggal Dunia
"Coba perhatikan sebelah sana di depan kamar mandi, itu antrian ratusan orang sudah berjam-jam untuk mandi dan buang air kata dia," sambungnya.
Ia berharap pemerintah daerah segera menangani masalah tersebut, supaya para PMI bisa pulang dengan sehat dan selamat sampai di kampung halaman.
"Jangan sampai ini terus di biarkan seperti ini, karena semakin hari semakin bertambah kawankawan yang masuk ke, tempat karantina ini," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Mau Mengadu Nasib ke Negeri Jiran? 4.000 Warga NTB Bisa Jadi PMI, Buruan Daftar
-
Pemerintah Targetkan Rp 250 Triliun Devisa Negara dari Pekerja Migran di 2025
-
Dorong Kemandirian Finansial PMI, Bank Mandiri Perluas Program Mandiri Sahabatku ke Jepang
-
Terima Kunjungan ILO, Menteri P2MI: Kami Apresiasi dan Mari Kerja Sama Melindung Pekerja Migran Indonesia
-
Target 100 Hari Kerja Abdul Kadir Karding Sebagai Menteri PPMI: Lepas Pekerja Migran di Istana
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Kasus Korupsi BP2TD Mempawah Terus Berjalan, Polda Kalbar Pastikan Tidak Mandek
-
2 Kios di Sungai Kakap Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik
-
Ibu di Sambas Diduga Membunuh Bayi Baru Lahir, Kasus Terbongkar di Puskesmas
-
Bocah 6 Tahun Ditemukan Tewas di Parit Kubu Raya, Diduga Tenggelam Karena Tidak Bisa Berenang
-
Jual Pacar via MiChat, Pria di Singkawang Ditangkap Polisi