Scroll untuk membaca artikel
Rima Sekarani Imamun Nissa | Rosiana Chozanah
Sabtu, 15 Mei 2021 | 09:02 WIB
Minuman bubble tea. (Shutterstock)

SuaraKalbar.id - Siapa yang paling suka minuman manis? Bahkan, rasanya tidak lengkap jika tidak menikmati minuman manis setelah makan. Sayangnya, Anda tidak sebaiknya terlalu banyak mengonsumsi minuman manis.

Berdasarkan sebuah studi baru oleh Universitas Washington, St Louis, mengonsumsi minuman manis secara berlebihan disebut bisa meningkatkan risiko terkena kanker usus sebelum usia 50 tahun.

Peneliti menganalisis pola makan dan catatan medis lebih dari 95 ribu wanita yang dilacak sejak tahun 1991 hingga 2015 sebagai bagian dari studi US Nurses Health II. Mereka juga mencari bukti yang menghubungkan minuman manis dengan diagnosis dini kanker usus.

Para ilmuwan melaporkan wanita yang mengonsumsi minuman manis lebih dari setengah liter dua kali sehari lebih mungkin didiagnosis kanker usus pada awal penelitian ketimbang mereka yang minum kurang dari setengah liter seminggu.

Baca Juga: 5 Langkah Penting Mencegah Stroke, Salah Satunya Berhenti Merokok

Minuman manis berdampak buruk bagi kesehatan, seperti meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2.

"Temuan kami memperkuat pentingnya imbauan kesehatan masyarakat dalam membatasi asupan minuman yang dimaniskan dengan gula," tulis peneliti di jurnal Gut, sebagaimana dilansir dari The Guardian.

Ilustrasi es teh. (Shutterstock)

Walau demikian, ilmuwan yang tak terlibat dalam penelitian itu menyebut bahwa hasil studi ini tentatif karena cuma 109 wanita yang terdaftar daan terdiagnosis dengan kanker usus dini.

Hampir sama dengan hasil studi ini, sebuah penelitian pada 2019 dari Prancis menemukan bukti bahwa minuman manis bisa meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.

Berdasarkan studi tersebut, risiko terkena kanker usus sebelum usia 50 tahun meningkat 32 persen untuk konsumsi minuman manis harian berukuran 250 ml.

Baca Juga: Usia Anda Sudah di Atas 30 Tahun? 4 Jenis Makanan Ini Sebaiknya Dihindari

Meski begitu, beberapa ilmuwan masih skeptis dan mengatakan perlunya penelitian lebih lanjut guna mengonfirmasi efeknya.

"Analisis cuma didasarkan enam kasus kanker yang ditemukan pada kelompok ini. Ini terlalu kecil untuk menarik kesimpulan yang kuat," ungkap Carmen Piernas, ilmuwan nutrisi di Universitas Oxford.

Load More