Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Kamis, 17 Juni 2021 | 12:45 WIB
Bukit Kelam Sintang, Kalimantan Barat

SuaraKalbar.id - Bukit Kelam atau Gunung Kelam merupakan sebuah gunung yang berada di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Legenda Bukit kelam yang kini jadi salah satu destinasi wisata.

Bukit Kelam Sintang kaya akan berbagai jenis flora endemik, seperti kantong semar dari spesies Nepenthes clipeata.

Gunung yang membentang dari barat ke timur ini memiliki ketinggian 1.002 mdpl dan sebuah bongkahan batu raksasa atau yang disebut sebagai monolit.

Gunung yang juga disebut sebagai Bukit Raya ini berada di Kecamatan Kelam Permai, Sintang. Secara geografis, gunung ini berada di antara dua sungai besar, yakni Sungai Melawi dan Sungai Kapuas.

Baca Juga: Nasib Ibu-ibu Asal Kalbar Dideportasi dari Malaysia Usai Melahirkan

Seperti layaknya tempat di daerah lain di Indonesia, keberadaan Gunung Kelam tidak dapat dipisahkan dari legenda, seperti halnya Tangkuban Perahu.

Legenda Bukit Kelam

Alkisah, dahulu di Negeri Sintang, Kalimantan Barat, hidup dua orang pemimpin dari keturunan dewa. Mereka memiliki kesaktian yang tinggi, tetapi memiliki sifat yang berbeda.

Bukit Kelam, Sintang, Kalimantan Barat. (YouTube/Data Konservasi KSDAE)

Pertama, Sebeji atau Bujang Beji. Pemimpin ini memiliki sifat yang cukup buruk. Ia suka merusak, pendengki, dan serakah. Dia ingin menjadi yang utama, tidak boleh ada yang melebihi kesaktiannya.

Kedua, Temenggung Marubai. Berbeda dengan Bujang Beji, ia memiliki sifat yang baik, seperti suka menolong, berhati mulia, dan rendah hati. Keduanya bermata pencaharian sebagai penangkap ikan, berladang, dan berkebun.

Baca Juga: Potensi Cuan, Harga Sawit di Kalbar Terus Melambung

Bujang Beji pun berkuasa atas Simpang Kapuas, sedangkan Temenggung Marubai menguasai sungai di Simpang Melawi. Namun, rasa iri Bujang Beji pun muncul tatkala mengetahui bahwa sungai di Simpang Kapuas memiliki jenis dan jumlah ikan yang cukup banyak.

Bujang Beji pun tidak mau kalah dan menangkan ikan dengan cara menuba, yakni menangkap ikan secara beramai-ramai. Tujuannya, agar hasil tangkapannya tidak kalah dengan Temenggung Marubai.

Bukit Kelam, Sintang, Kalimantan Barat. (YouTube/Here's TV)

Namun, jumlah ikan di sungai tersebut lambat laun menyusut drastis karena ikan kecil dan ikan besar semuanya ikut tertangkap. Ia pun semakin iri dengan Temenggung Marubai.

Ia pun akhirnya membendung Sungai Melawi dengan sebongkah batu yang merupakan puncak Bukit Batu di Nanga Silat, Kabupaten Kapuas Hulu. Ia memikul dengan kesaktian yang dimilikinya. Di tengah jalan, ia mendengar perempuan-perempuan cekikikan menertawakannya.

Rupanya, para perempuan tersebut adalah dewi yang mengawasinya dari kahyangan. Ia pun menengok ke atas. Namun, nahasnya, kakinya menginjak duri beracun.

Karena kesakitan, daun ilalang yang digunakan pun terputus dan batu tersebut terjatuh di sebuah rantau bernama Jetak. Bujang Beji berusaha mengangkat kembali batu tersebut, namun batu tersebut sudah melekat dan tidak bisa diangkat lagi.

Load More