Program yang berliku
Awalnya, MMC fokus menanam mangrove di Kampung Benteng. Satu ketika, seorang relawan yang bergabung ke MMC memperkenalkan Fajar dan orang di Bank Indonesia (BI).
"Melalui CSR mereka, kami mendapat 10 ribu bibit mangrove. Itu kami tanam, dan kegiatan kami semakin menggema," katanya.
Lama kelamaan, ternyata kemajuan pesat MMC, perlahan menukik. Beragam fitnah dan cemoohan datang tak berhenti. Fajar sempat down. Dia dan teman-temannya melemah. Semangat luntur dimakan waktu. Pada 2015 adalah klimaksnya. Mereka benar-benar sudah putus asa. Rasanya semua yang mereka kerjakan tidak ada benarnya.
Baca Juga: Rapor Daihatsu: Raih Peringkat Kedua Pasar Otomotif Nasional Semester Pertama
"Padahal, kami tidak mengganggu siapa-siapa. Tapi banyak yang tidak suka. Seperti saling sikut menyikut," katanya.
Ternyata, mereka yang tidak senang dengan MMC, oknum yang selama ini bermain dalam proyek mangrove pemerintah. Mereka iri, MMC bergerak secara sosial, namun hasilnya berkali-kali lipat lebih baik, daripada proyek pemerintah.
"Kami bisa tunjukkan bahwa tanpa bantuan dari pemerintah, program penanaman mangrove secara sosial dapat berjalan dengan baik. Ternyata mereka tidak senang,” katanya.
Dulu, hanya ada 10 orang pengurus di MMC yang aktif. Namun, mereka sekarang punya ribuan relawan. Kendati sempat lemah semangat, di antara para pengurus MMC ternyata banyak yang memberikan semangat. Menguatkan kembali tekad pada 2011.
Di 2016, semangat MMC bangkit lagi. Mereka kembali menghadap Bank Indonesia, minta bantuan. Potensi menjadikan hutan mangrove sebagai Edu Ecotourism terbuka lebar.
Baca Juga: Genre Otomotif, "F9" Menjadi Film Terbesar Hollywood Masa Pandemi Covid-19
Bank Indonesia mendukung program itu. Objek wisata Mempawah Mangrove Park di Desa Pasir terwujud, dengan syarat dikelola masyarakat, dan MMC sebagai pengawas yang aktif di bidang konservasi.
"Masyarakat lokal yang mengelola objek wisatanya. Kami MMC berperan di bidang konservasinya," kata Fajar.
Seiring berjalannya waktu, Mempawah Mangrove Park berhasil dikembangkan. Selanjutnya, jadi satu-satunya lokasi cikal-bakal pemanfaatan hutan mangrove, sebagai Ekowisata di Kalimantan Barat.
“Mempawah Mangrove Park di Desa Pasir menjadi pelopor Ekowisata di Kalimantan Barat," papar Fajar.
Konflik keluarga berakhir bahagia
Fajar memiliki latar belakang pendidikan di Manajemen Pariwisata. Lama bergelut dengan mangrove, membuatnya sering menjadi pemandu wisata bagi pengunjung. Terutama bagi wisatawan yang berkunjung secara berkelompok di Mempawah Mangrove Park.
Berita Terkait
-
Krisis Mangrove Indonesia: Hutan Bakau Terluas Dunia Dalam Ancaman?
-
BRI Menanam 'Grow and Green' Libatkan Generasi Muda untuk Pemulihan Ekosistem
-
Mangrove Tak Goyah: Tangguh Menahan Badai, Tahan Jejak Karbon
-
Bumi Semakin Hijau, Laut Semakin Hidup! Ini Aksi Nyata PNM untuk Alam Indonesia
-
Ultah Berdampak, Jerhemy Owen Tanam 10 Ribu Pohon, Selamatkan Ciliwung dari Banjir
Terpopuler
- Erick Thohir Salaman dengan Penyerang Keturunan Brasil Rp782 Miliar Jelang Ronde 4
- Berakhir Anti-klimaks, Lika-Liku Isu Jay Idzes Dibeli Inter Milan, Fiorentina Hingga Udinese
- Hari Ini Jokowi Ultah ke-64, Poster Ucapan Selamat Ini Bikin Publik Syok: Innalillahi
- 4 Rekomendasi Mobil Bekas dengan Sunroof: Harga Mulai Rp50 Jutaan, Bikin Keluarga Naik Kelas
- 3 Rekomendasi Mobil Innova Bekas Mulai Rp70 Jutaan: Pilihan Cerdas Buat Keluarga
Pilihan
-
Lokasi KKN Jokowi Nyata, Warga Ketoyan Boyolali Skakmat Rismon Sianipar: Dia Menyesatkan!
-
Tolak Timnas Indonesia Demi Qatar, Pemain Keturunan Kini Minta Tolong di Tengah Perang Iran-Israel
-
3 Rekomendasi HP Murah Vivo dengan RAM Besar Terbaru Juni 2025, Multitasking Lancar
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari ASICS untuk Pria-Wanita, Ringan dan Tahan Banting
-
Timnas Malaysia Kena 'Gocek' Lagi, Mikel Zauregizar Bilang No!
Terkini
-
Lebih dari Sekadar Gizi, BRI Ungkap Dampak Ekonomi MBG Bagi UMKM Lokal
-
Viral PKL Larang Warga Duduk di Waterfront Kapuas, Satpol PP Pontianak Langsung Lakukan Penertiban!
-
Autopsi Ungkap Kejanggalan Tewasnya Balita di Singkawang, Polisi Dalami Luka di Telinga dan Kening
-
Ketapang Dilanda Banjir! 12 Desa Lumpuh, Ketinggian Air Capai 2 Meter
-
24 Ribu Ton Uranium di Melawi, Apa Dampaknya pada Lingkungan jika Ditambang?