Scroll untuk membaca artikel
RR Ukirsari Manggalani
Jum'at, 16 Juli 2021 | 07:00 WIB
Raja Fajar Azansyah memandu anak-anak memahami mangrove [InsidePontianak.com/Ist].

Program yang berliku

Awalnya, MMC fokus menanam mangrove di Kampung Benteng. Satu ketika, seorang relawan yang bergabung ke MMC memperkenalkan Fajar dan orang di Bank Indonesia (BI).

"Melalui CSR mereka, kami mendapat 10 ribu bibit mangrove. Itu kami tanam, dan kegiatan kami semakin menggema," katanya.

Lama kelamaan, ternyata kemajuan pesat MMC, perlahan menukik. Beragam fitnah dan cemoohan datang tak berhenti. Fajar sempat down. Dia dan teman-temannya melemah. Semangat luntur dimakan waktu. Pada 2015 adalah klimaksnya. Mereka benar-benar sudah putus asa. Rasanya semua yang mereka kerjakan tidak ada benarnya.

Baca Juga: Rapor Daihatsu: Raih Peringkat Kedua Pasar Otomotif Nasional Semester Pertama

"Padahal, kami tidak mengganggu siapa-siapa. Tapi banyak yang tidak suka. Seperti saling sikut menyikut," katanya.

Ternyata, mereka yang tidak senang dengan MMC, oknum yang selama ini bermain dalam proyek mangrove pemerintah. Mereka iri, MMC bergerak secara sosial, namun hasilnya berkali-kali lipat lebih baik, daripada proyek pemerintah.

"Kami bisa tunjukkan bahwa tanpa bantuan dari pemerintah, program penanaman mangrove secara sosial dapat berjalan dengan baik. Ternyata mereka tidak senang,” katanya.

Dulu, hanya ada 10 orang pengurus di MMC yang aktif. Namun, mereka sekarang punya ribuan relawan. Kendati sempat lemah semangat, di antara para pengurus MMC ternyata banyak yang memberikan semangat. Menguatkan kembali tekad pada 2011.

Di 2016, semangat MMC bangkit lagi. Mereka kembali menghadap Bank Indonesia, minta bantuan. Potensi menjadikan hutan mangrove sebagai Edu Ecotourism terbuka lebar.

Baca Juga: Genre Otomotif, "F9" Menjadi Film Terbesar Hollywood Masa Pandemi Covid-19

Bank Indonesia mendukung program itu. Objek wisata Mempawah Mangrove Park di Desa Pasir terwujud, dengan syarat dikelola masyarakat, dan MMC sebagai pengawas yang aktif di bidang konservasi.

"Masyarakat lokal yang mengelola objek wisatanya. Kami MMC berperan di bidang konservasinya," kata Fajar.

Seiring berjalannya waktu, Mempawah Mangrove Park berhasil dikembangkan. Selanjutnya, jadi satu-satunya lokasi cikal-bakal pemanfaatan hutan mangrove, sebagai Ekowisata di Kalimantan Barat.

Mempawah Mangrove Park di Desa Pasir menjadi pelopor Ekowisata di Kalimantan Barat," papar Fajar.

Acara menanam mangrove bersama relawan [InsidePontianak.com/Ist].

Konflik keluarga berakhir bahagia

Fajar memiliki latar belakang pendidikan di Manajemen Pariwisata. Lama bergelut dengan mangrove, membuatnya sering menjadi pemandu wisata bagi pengunjung. Terutama bagi wisatawan yang berkunjung secara berkelompok di Mempawah Mangrove Park.

Load More