SuaraKalbar.id - Pemanfaatan uranium sebagai sumber energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah menjadi topik hangat dalam upaya global mengatasi krisis iklim.
dDi satu sisi, energi nuklir digadang-gadang sebagai solusi energi bersih yang minim emisi karbon.
Namun di sisi lain, proses penambangan dan penggunaan uranium juga menimbulkan risiko lingkungan yang tidak kecil.
Pemahaman terhadap dampak ekologis uranium sangat penting, terlebih bagi negara seperti Indonesia yang baru saja mulai serius mempertimbangkan PLTN sebagai bagian dari transisi energi, dengan cadangan besar yang baru ditemukan di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.
1. Dampak Lingkungan dari Penambangan Uranium
Penambangan uranium adalah tahap awal yang penting namun penuh tantangan dalam siklus bahan bakar nuklir. Kegiatan ini dapat menimbulkan beberapa dampak lingkungan sebagai berikut:
a. Pencemaran Air dan Tanah
Limbah tambang uranium, yang dikenal sebagai tailing, mengandung radioisotop seperti radium dan thorium yang dapat mencemari air tanah dan sungai di sekitar lokasi tambang.
Air yang terkontaminasi radiasi dapat berdampak buruk bagi ekosistem sungai dan kehidupan manusia, terutama jika dikonsumsi secara tidak sadar.
b. Kerusakan Habitat dan Keanekaragaman Hayati
Penambangan terbuka dalam skala besar mengharuskan pembukaan lahan dan penggalian yang luas, yang berisiko merusak habitat satwa liar.
Hutan tropis seperti yang terdapat di Kalimantan Barat sangat rentan terhadap fragmentasi lahan akibat eksplorasi pertambangan.
c. Risiko Paparan Radiasi
Pekerja tambang dan penduduk sekitar dapat terpapar radon—gas radioaktif hasil peluruhan uranium yang bisa menyebabkan kanker paru-paru.
Meskipun teknologi modern dapat meminimalkan risiko ini, dalam praktiknya di negara berkembang risiko ini tetap ada jika tidak diawasi ketat.
2. Dampak Operasional PLTN terhadap Lingkungan
Setelah uranium ditambang dan diproses menjadi bahan bakar, PLTN akan menggunakannya untuk menghasilkan energi melalui reaksi fisi nuklir.
Operasi PLTN juga memiliki dampak lingkungan, antara lain:
a. Risiko Kecelakaan Nuklir
Meski jarang, kecelakaan seperti di Chernobyl (1986) dan Fukushima (2011) membuktikan bahwa kegagalan sistem atau bencana alam dapat mengakibatkan pelepasan radioaktif dalam skala besar.
Berita Terkait
-
Pemerintah Masih Bingung Gunakan Teknologi China atau Rusia untuk Kembangkan PLTN
-
Punya Bahan Baku Uranium Melimpah, ESDM Bersiap Kembangkan Nuklir Jadi Listrik
-
Menko AHY Bahas Energi Nuklir Bareng Dubes Rusia, Siapkah RI Masuk Era Baru?
-
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir untuk Sumatera dan Kalimantan Dibangun 4 Tahun Lagi
-
Pembangkit Listrik dari Nuklir Dinilai Bisa Jadi Andalan RI Capai Ketahanan Energi
Tag
Terpopuler
- Erick Thohir Salaman dengan Penyerang Keturunan Brasil Rp782 Miliar Jelang Ronde 4
- Berakhir Anti-klimaks, Lika-Liku Isu Jay Idzes Dibeli Inter Milan, Fiorentina Hingga Udinese
- Hari Ini Jokowi Ultah ke-64, Poster Ucapan Selamat Ini Bikin Publik Syok: Innalillahi
- 5 Mobil Bekas 7 Seater Mulai Rp49 Jutaan: Kabin Lega, Muat Seluruh Anggota Keluarga
- 5 Mobil Bekas Seharga Motor 150 cc, Murah dan Irit Mulai Rp25 Jutaan
Pilihan
-
4 Mobil MPV Bekas Terbaik untuk Keluarga, Murah dengan Kenyamanan Ekstra
-
Daftar 4 HP Murah Spek Dewa: Terbaik buat Gaming, Lancar Multitasking
-
Fantastis! Uang Belanja Man City Rp6 Triliun Lebih Besar dari Pendapatan 5 Negara Ini
-
Rekomendasi 6 Mobil Bekas Murah Rp30 Jutaan: Nyaman dan Tangguh, Hadirkan Nuansa Klasik
-
5 Mobil Keluarga Bekas Tahun Muda: Jadi Incaran, Harga Tetap Tinggi Jika Dijual Kembali
Terkini
-
24 Ribu Ton Uranium di Melawi, Apa Dampaknya pada Lingkungan jika Ditambang?
-
24 Ribu Ton Terpendam di Kalimantan, Apa Itu Uranium?
-
Pemerintah Siapkan Regulasi Uranium, Kalbar Bakal Jadi Pusat Nuklir Indonesia?
-
Bejat! Pengasuh Pesantren di Kubu Raya Diduga Rudapaksa Santriwati
-
Harga Emas Bangkit! Antam, UBS, Galeri24 Kompak Naik di Pegadaian