Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Selasa, 20 Juli 2021 | 11:51 WIB
Jusuf Hamka. (Instagram/@jusufhamka)

SuaraKalbar.id - Bos Tol Jusuf Hamka mengecam keras kartel kremasi jenazah Covid-19 yang sedang menjadi buah bibir di kalangan masyarakat. Jusuf Hamka bersedih, ada oknum tega memeras keluarga yang berduka di tengah pandemi.

Selaku pembina Yayasan Krematorium Cilincing, ia mengajak warga untuk memerangi kartel. Melalui akun Instagram pribadinya, Jusuf Hamka mengaku mendapat kabar mengenai biaya kremasi jenazah yang dikenakan kepada warga mencapai Rp 20-50 juta, bahkan ada yang Rp 80 juta.

Karenanya, ia ingin membantu warga dengan menyediakan layanan kremasi dengan biaya terjangkau di krematorium yang dibinanya.

"Saya perintahkan, mulai hari ini tanggal 19 Juli 2021 supaya menerima jenazah korban Covid-19 dengan biaya kremasi hanya Rp 7 juta," kata dia dalam video yang diunggah, Senin (19/7/2021).

Baca Juga: Angka Kematian Covid-19 Meroket, PSI Minta Anies Buat Fasilitas Kremasi Jenazah

"Karena kartel-kartel sudah tidak manusiawi. Sudah memerasa saudara-saudara kita sampai harga Rp 80 juta," sambungnya.

Tak cukup sampai di situ, pria yang karib disapa Babah Alun itu juga akan mengupayakan kremasi jenazah Covid-19 gratis bagi keluarga tak mampu dengan syarat yang diajukan.

Pembakaran kayu bakar atau kremasi pasien yang meninggal akibat virus corona di krematorium kota Surat [AFP]

"Buat saudara-saudara yang tidak mampu, bawa surat keterangan lurah dan camat. Saya akan mintakan supaya dibebaskan dari biaya alias gratis (untuk proses kremasi)," kata Jusuf Hamka.

Jusuf Hamka mengatakan dirinya akan membantu korban pemerasan krematorium dan memerangi kecurangan para kartel.

"Kita lawan kartel ini bersama. Jangan khawatir saudara-saudaraku umat Kristiani, umat Buddha saya selalu ada bersama kalian, saya akan bantu kalian," ujarnya.

Baca Juga: Diyakini Telah Dikremasi, Kucing Ini Malah Pulang ke Rumah

Menurut Jusuf Hamka, tindakan kartel kremasi Covid-19 sangat keji. Ia mengecam keras tindakan tersebut.

"Jelas, kremasi yang dikartelkan jelas sangat-sangat tidak beradab. Ini menyedihkan. Saya sedih, saya terpanggil (memberikan bantuan)," ungkap pria 63 tahun tersebut.

Load More