SuaraKalbar.id - Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Salah satu ulama kharismatik di Kalimantan, Tuan Guru Kapuh meninggal dunia.
Tuan Guru Kapuh atau KH Muhammad Ridwan Baseri meninggal dunia, Rabu (11/8/2021) di rumah sakit.
Kabar meninggalnya Tuan Guru Kapuh beredar di media sosial dan dikonfirmasi sejumlah pihak.
Menurut kabar, Tuan Guru Kapuh wafat di salah satu rumah sakit di Kandangan, Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan Rabu pagi sekira pukul 09.00 Wita.
Berpulangnya Tuan Guru Kapus meninggal duka mendalam bagi warga Hulu Sungai Selatan. Semasa hidup, Pmpinan Majelis Taklim Al Hidayah dikenal sebagai sosok teladan.
Mengutip kanalkalimantan.com (jaringan Suara.com), berikut riwayat Tuan Guru Kapuh.
Tuah Guru Kapuh masih juriyat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datuk Kelampayan. Beliau lahir di desa Kapuh pada tanggal 7 Januari 1965
Ibunya bernama Hj Jauhar binti H Athaillah bin H Abdul Qadir bin H Sa’duddin atau H Muhammad Tayyib Taniran (Datu Taniran) bin HM As’ad bin Puan Syarifah binti Syekh H Muhammad Arsyad Al Banjar.
Sejak kecil ia telah dididik oleh orangtuanya dengan pendidikan agama, baik secara langsung oleh orangtuanya sendiri maupun melalui guru mengaji yang ada di desa tempat tinggalnya.
Baca Juga: Ibu Hamil 8 Bulan di Magetan Meninggal Bareng Bayinya Dalam Perut Terinfeksi Covid-19
Selesai mengenyam pendidikan formal, ia pun dikirim orangtuanya ke Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Jawa Timur untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama, bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Setelah lulus dari Pondok Pesantren Gontor dan kembali ke kampung halaman, KH Muhammad Ridwan tidak langsung mengajar, tetapi sempat berdomisili di Sampit, Kalimantan Tengah untuk mencari pekerjaan.
"Namun tidak berlangsung lama kurang 3 tahun karena tidak terbiasa dengan lingkungan sekitar, akhirnya pada tahun 1989 ia pulang ke Kandangan dan kembali memperdalam pengetahuan agama dengan mengikuti pengajian-pengajian ulama lokal, dalam istilah Banjar “mengaji baduduk”, termasuk belajar tasawuf di antaranya kepada Guru H Saberi Kandangan dan Guru Muhammad Aini, Rantau," demikian seperti dikutip dari laman uin-antasari.ac.id.
Guruh Kapuh melanjutkan mengaji kitab ke Martapura kepada KH Muhammad Zaini Gani (Guru Sekumpul) pada tahun 1992,, ketika itu pengajian Guru Sekumpul masih di kampung Keraton, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar.
Selama di Martapura, selain menimba ilmu KH Muhammad Ridwan juga sempat mengajar di Sekolah Menengah Islam Hidayatullah (SMIH) Martapura dan Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK) Martapura sampai tahun 1998.
Di Sekumpul inilah, Guru Kapuh mendapatkan bimbingan tasawuf dan menjalani suluk melalui tarekat dan amalan-amalan sufi dari Guru Sekumpul.
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Cari Bedak Murah yang Mengandung SPF? Cek 5 Rekomendasinya, Mulai Rp20 Ribuan
- 4 Rekomendasi Moisturizer Vitamin C untuk Wajah Cerah Bebas Flek Hitam, Harga Terjangkau
- Belanja Seru di BFF Festival 2025, Tiket Hemat 30% via BRImo
Pilihan
-
Bobotoh Diminta Serbu GBLA! Marc Klok: Di Bandung, Lawan Tidak Akan Dapat Apa-Apa!
-
Dua Raksasa Properti Jepang Kajima & Mitsubishi Dikabarkan Incar Saham Diamond Citra Propertindo
-
Penonton Kecewa! Kelme Telat Kirim, Persib Main Laga Penting Tanpa Jersey Anyar
-
Momen Kapal Tentara China Hancurkan Sekutu Sendiri saat Kejar Pasukan Filipina
-
9 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Memori Besar Terupdate Agustus 2025
Terkini
-
Level Up Karier Bersama BRI, Pendaftaran BFLP 2025 Resmi Dibuka
-
BRI Singapore Branch Cetak Rekor! Laba Meroket 123%, Aset Sentuh USD 3 Miliar
-
Kisah Pemuda 21 Tahun yang Tak Gengsi Berjualan Sayur Demi Keluarga
-
Kasus Kekerasan Seksual Anak di Pontianak, Paman Tiri Terancam 15 Tahun Penjara
-
Pemkot Pontianak Bentuk Satgas untuk Bersihkan Premanisme