SuaraKalbar.id - Jelang Hari Kemerdekaan RI ke-76, penjual bendera merah putih berbondong-bondong menjajakkan dagangannya. Mereka bisa dijumpai di pinggir jalan atau tempat aksesoris.
Para penjual bendera mengharap untung dibawah kibaran merah putih jelang HUT ke-76 RI pada 17 Agustus 2021 mendatang.
Seorang pria bernama Dayat mengaku sudah lima tahun terakhir mengaku nasib berjualan bendera merah putih. Namun, situasi sekarang tak sama dengan sebelumnya.
Penjual bendera tersebut mengaku sampai harus berpindah tempat karena semakin banyak pesaing. Pembelian bendera menurun hingga membuatnya hijrah dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan ke Banjarbaru untuk berjualan.
Lelaki dari tiga orang anak ini pun mengaku menggolontorkan modal awar sekira Rp 20 juta dari tabungannya untuk berjualan bendera.
"Untuk modal awal kurang lebih mencapai 20 jutaan dan barangnya sendiri saya order langsung dari Garut," ungkapnya seperti dikutip dari kanalkalimanta.com (jaringan Suara.com).
Tetapi omzetnya menurun cukup signifikan tahun ini karena situasi pandemi. Namun, ia bersyukur masih ada yang membeli dagangannya.
"Di tahun ini mengalami penurunan keuntungan yang signifikan. Jika penghasilan sebelumnya bisa capai Rp 3-4 juta per hari, sekarang Rp 1,5 hingga 2 juta saja per harinya," kata Dayat.
"Ini karena adanya himbauan para Aparatur Rukun Tetangga (RT) dan Kelurahan untuk pemasangan bendera secara serentak," sambungnya.
Baca Juga: 20 Kutipan Pahlawan untuk Ucapan Selamat Hari Kemerdekaan HUT ke-76 RI
Berbeda nasib dengan Dayat, ada Kurniasih penjual bendera lain yang memiliki kisah sendiri. Kurniasih begitu semangat menjajakan dagangannya di pinggir jalan untuk menambah penghasilan.
Ia mangkal di Jl Pramuka, Banjarmasin dengan ditemani anaknya untuk jualan bendera.I
"Ini tahun ke dua saya berjulan bendera jelang 17 Agustus. Untuk barang dagangan saya ambil di Pasar Lima Sudimampir Banjarmasin dengan sistem bagi hasil. Di sini saya hanya menjajakan barangnya saja,” terangnya.
Ibu dari dua orang anak mengaku tak memerlukan modal untuk berjualan. Sebab yang dilakukan hanya menjualkan punya orang, dengan sistem bagi hasil.
“Alhamdulillah, tahun ini mengalami kenaikan tiga kali lipat pada tahun sebelumnya, tahun kemarin hanya satu kali pengambilan. Sekarang saya sudah tiga kali (mengambil barang),” ujarnya.
Lebih lanjut, menurut penjual yang tinggal di Sei Gampa ini, keuntungan yang didapatnya merupakan berkah tersendiri. Di samping kesulitan yang dihadapinya di masa pandemi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
-
Kisah Unik Reinkarnasi di Novel Life and Death are Wearing Me Out
-
10 Model Gelang Emas 24 Karat yang Cocok untuk Pergelangan Tangan Gemuk
Terkini
-
Ratusan Burung Langka Nyaris Diselundupkan dari Pontianak ke Surabaya
-
Anak TKW asal Pontianak Tertular Penyakit Akibat jadi Korban Kekerasan Seksual, Kasus Mandek Setahun
-
Makin Untung! E-Voucher Rp100 Ribu untuk Pengajuan BRI Easy Card di Website BRI
-
Hingga Juni 2025, 128 Anak di Kalbar Jadi Korban Kekerasan! Terbanyak di Kabupaten Sambas
-
Berkat BRI, Renaco Jadi UMKM Produk Olahan Kurma yang Mendunia