SuaraKalbar.id - J.C Oevaang Oeray seorang pahlawan kemerdekaan asal Kalimantan Barat. Sepintas mendengar nama J.C Oevaang Oeray bukanlah tipikal nama Indonesia, tapi jangan salah bahwa Oeray merupakan seorang pejuang Dayak.
J.C Oevaang Oeray merupakan pahlawan daerah, orang yang berjasa dalam memajukan kehidupan rakyat Kalimantan Barat (Kalbar), terkhususnya suku Dayak.
Upayanya tersebut tak terlepas dari jabatan yang pernah ia duduki semasa hidup, yaitu sebagai Gubernur Kalimantan Barat yang menjabat pada periode 1960-1966.
Selain itu J.C Oevaang Oeray juga sangat gigih dalam meraih pendidikan mengingat latar belakang keluarganya yang hanya seorang petani. Beliau merupakan tokoh penting berdarah Dayak.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengusulkan nama J.C Oevaang Oeray sebagai pahlawan nasional berkat kiprahnya sebagai pejuang kemerdekaan.
Untuk berikut ini merupakan biografi Oevaang Oeray dan kisah perjuangannya di Kalimantan Barat.
Kehidupan Awal
Lahir dengan nama Johanes Christomus Oevaang Oeray, di Kedamin Kapuas Hulu, 18 Agustus 1922, dari empat bersaudara. Ayah dan Ibunya bernama Ledjo dan Hurei yang berasal dari suku Dayak serta menganut agama Katolik. Orang tua Oeray merupakan seorang penoreh karet dan petani ladang berpindah.
Awal Karir
Baca Juga: Ini Kisah Kapten Darmo Sugondo Pahlawan Gresik, Orang Muhammadiyah yang Suka Bertapa
J.C Oeray mengawali karirnya dengan bekerja sebagai guru. Ketika rekoleksi tahunan Oevang Oeray menulis surat terbuka yang isinya adalah mengajak seluruh guru untuk memikirkan eksistensi masyarakat Dayak yang semakin dalam kondisi memprihatinkan. Selain itu juga nasib orang Dayak diharapkan bisa diperjuangkan melalui perjuangan organisasi politik.
Gagasan yang disampaikan oleh J.C Oevaang Oeray ini kemungkinan memberi inspirasi peserta. Pada penutupan rekoleksi melahirkan kebulatan tekad membentuk organisasi politik.
Didahului pembentukan Dayak In Action (DIA) yang diketuai oleh Fransiskus Conradus Paoensoeka dan pastor Adikarjana, kemudian terjadi perpindahan parta ke Pontianak sehingga DIA kemudian berganti nama menjadi Partai Persatuan Dayak atau PPD pada 1 November 1945. PPD jadi salah satu wadah kebangkitan Dayak pada 3 November 1945.
Namun dalam pembentukkan PPD tak semua orang menerima terbentuknya partai ini, karena sifatnya yang unitarianisme menganggap bahwa PPD diciptakan untuk kepentingan NICA agar dapat kembali menguasai Kalimantan Barat.
Pada masa Sultan Hamid II J.C. Oevaang Oeray dipercayakan menjadi Dewan Pemerintah Harian bersama empat rekannya, melalui tokoh seperti J.C. Oevaang Oeray ekspedisi TNI yang kala itu dipimpin oleh Zulkifli Lubis masuk ke dalam tokoh Kalimantan Barat lain sekaligus sebagai panitia penyambut pendaratan pasukan TNI di Pontianak.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saya Harus Seperti Apa?
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 2 Jutaan dengan Spesifikasi Premium Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Puluhan Siswa SD di Riau Keracunan MBG: Makanan Basi, Murid Muntah-muntah
-
7 Rekomendasi HP Murah Kamera Terbaik Agustus 2025, Spek Dewa Harga Jelata
-
Krisis Pasokan Gas Murah Hantam Industri, Menko Airlangga Buka Suara Usai Pelaku Usaha Teriak PHK!
-
Target Penerimaan Bea Cukai Rp334 Triliun di 2026, Para 'Ngudud' Jadi Tulang Punggung
Terkini
-
Euromoney Awards for Excellence 2025 Apresiasi BRI dengan 3 Penghargaan Prestisius
-
BRI Taipei Branch Diresmikan: Layanan Perbankan Praktis untuk PMI di Taiwan
-
BRI Permudah Akses Hunian, Tawarkan Suku Bunga KPR 2,40% di Expo Bandung 2025
-
Peringati Kemerdekaan, BRI Tunjukkan 8 Langkah Nyata Perkuat Kesejahteraan dan Kemandirian Bangsa
-
BRI Bina Pengusaha Muda, Gulalibooks Menembus Pasar Literasi Anak Asia Tenggara