Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Selasa, 17 Agustus 2021 | 15:32 WIB
Ilustrasi nelayan. (Dok : Istimewa)

Selama ini, nelayan harus beli minyak dengan pengecer. Supaya bisa melaut, nelayan harus membelinya dengan harga sangat tinggi yakni Rp 7.300 per liter.

Sementara Usman sendiri bisa menghabiskan sekitar lima liter untuk sekali melaut, jadi mesti merogoh kocek lebih.

“Ini yang kita tidak mampu, sementara harga ikan tetap dan hasil menurun,” ucapnya.

Biar dapur tetap ngebul, Usman sesekali nyambi kerja serabutan, supaya kebutuhan keluarga tercukupi. Kalau hanya andalkan hasil melaut, kata dia tak akan cukup.

Baca Juga: HUT ke-76 RI, Wali Kota Pontianak Harap Pandemi Covid-19 Segera Sirna

Apalagi kalau saat cuaca buruk dan minyak sulit. Pasti pukat digantung, perahu disandarkan. Usman jadi buruh bangunan.

“Kadang kerja bagunan agar mencukupi kebutuhan,” kata dia.

Kondisi ekonomi yang terjepit, membuat Usman tak hirau lagi dengan momentum peringatan kemerdekaan Indonesia ke 76 hari ini.

Namun, ia tetap ikhlas dan bersyukur. Masih bisa makan bersama keluarga. Dia tetap melaut dan menangkap ikan.

Lebih lanjut, Usman berharap agar momentum HUT ke-76 RI ini bisa membangkitkan perhatian pemerintah dengan nasib nelayan.

Baca Juga: Semangat 45 dari Desa Pabian Sumenep, Warga Upacara di Tengah Sungai

Dengan begitu, kata dia, kesejahteraan nelayan meningkat dan dapat terus berkontribusi mendukung ketahan pangan nasional.

Load More