Scroll untuk membaca artikel
Dinar Surya Oktarini
Sabtu, 04 September 2021 | 13:00 WIB
Ilustrasi Usaha Kuliner. (freepik)

SuaraKalbar.id - Sejak Instagram merilis fitur Reels IG banyak generasi milenial dan Gen Z yang tertarik dengan fitur tersebut. Video singkat ini akan menampilkan beberapa konten menarik.

Generasi milenial dan Gen Z mungkin sudah tidak asing dengan fitur Reels IG (Instagram), sejenis video pendek singkat tapi menampilkan konten menarik. Nah, fitur ini juga bisa digunakan untuk promosi bisnis kuliner loh.

Meski hanya berdurasi 15 detik, alogaritma fitur Reels IG bukan sekedar gertak sambal, karena semakin banyak orang yang memprioritaskan menonton dan menambah Reels IG di feed Instagram.

Lantas pertanyannya, konten Reels seperti apa yang cocok untuk bisnis kuliner di Instagram? Berikut rekomendasinya, mengutip siaran pers Foodizz, Jumat (3/9/2021).

Baca Juga: Rasanya Nggak Kalah Lezat, Ini 5 Kuliner Murah di Batam

1. Company profile

Ilustrasi memasak (Unsplash Conscious Design)

Pelaku usaha kuliner bisa memanfaatkan fitur reels IG untuk memperkenalkan usaha, seperti lokasi, menu yang dijual, alasan menjual menu itu, keceriaan karyawan saat bekerja, dan harapan usaha kuliner Anda di kemudian hari, dan banyak yang bisa kembali diceritakan.

2. Edukasi produk

Fitur reels juga bisa digunakan untuk memperkenalkan produk Anda. Apa saja varian, bahan baku, menu paling enak, beda produk dengan kuliner lain, nutrisi di dalamnya, hingga perjuangan mencari bahan pembuatan menu kuliner.

3. Tips dan trik

Baca Juga: 7 Kuliner Tradisional Khas Malang Ini Wajib Kamu Coba, Dijamin Endeus!

Beri empati lebih pada audiens Anda. Apa masalah mereka secara umum? Misalnya produk Anda adalah makanan siap saji yang cocok dimakan di pagi hari, maka Anda bisa bagi konten tips dan trik untuk mengatur waktu dengan efektif di pagi hari yang ujungnya memperkenalkan produk Anda sebagai solusi dari masalah tersebut.

4. Before dan after

Untuk poin ini, tidak masalah untuk dibuat lebih hiperbola, namun tetap harus menyampaikan nuansa humor, agar pentonton tahu jika yang disampaikan bercanda dan mereka bisa menangkap pesan utamanya.

Misalnya dengan makan produk Anda, seseorang yang tadinya lemas setelah bekerja jadi kembali bersemangat, dengan visualisasi yang sedikit berlebihan alias lebay tapi tidak norak alias alay.

Gimana, mudah bukan? selamat mencoba!

(Dini Afrianti Efendi)

Load More