Buntut dari protes itu, terjadi perusakan barang milik negara di Blok Melati dan Mawar. Para warga binaan pun sempat melakukan bakar-bakar.
"Untuk hal ini, kita sudah berkoordinasi ke pimpinan. Kita juga masih melakukan pendalaman," tutupnya.
Tak ada penyanderaan
Tidak ada penyanderaan terhadap tiga petugas atau sipir dalam kericuhan pada Selasa malam (28/9/2021).
"Sebetulnya, saat itu ada tiga orang petugas regu di dalam blok. Kita di luar sini berkoordinasi ke pihak pengamanan. Sementara tiga petugas kita di dalam diduga (dalam bahaya). Saat kita cek CCTV, tidak ada penyanderaan," kata Jaleha.
Bahkan, kata Jaleha, sedikit pun dari tiga petugas itu tidak mendapat perbuatan perlawanan. Hanya saja, sempat terjadi desak-desakan dalam kerumunan itu.
"Justru, kalau dilihat kebersamaan yang selama ini kita pupuk dan pembinaan terhadap mereka, terlihat sebenarnya. Memang ada yang merusak, tapi tidak semua," katanya.
Jaleha mengatakan, saat ini suasana mulai kondusif. Meski demikian, pihaknya masih terus siaga. Bahkan, pihaknya sudah meminta bantuan dari TNI Polri untuk mengamankan jika kericuhan kembali terulang.
"Kita selalu siap-siap dan siaga. Kita sudah berkoordinasi dengan TNI Polri yang berada di sekitar lingkungan kita. Karena warga binaan ini tidak mau dengan keinginan kita, maunya keinginan mereka saja," ujarnya.
Baca Juga: Lapas Perempuan Pontianak Ricuh, Ada Bakar-bakaran
Sementara itu, kata Jaleha, pihaknya masih belum dapat memeriksa warga binaan yang terlibat kericuhan. Namun, wajah-wajah dan identitas diduga pelaku perusakan barang inventaris negara sudah terekam CCTV.
"Mereka (diduga perusak) mau kita bawa ke kantor untuk diperiksa. Tapi selalu menolak. Mereka maunya dialog terbuka secara keseluruhan di dalam blok. Ya, kita masih belum bisa menuruti," katanya.
Jaleha menerangkan, barang milik negara yang dirusak adalah wartelsus sebuah alat komunikasi untuk warga binaan dengan keluarga.
"Kita melarang ada yang bawa handphone. Kita menyiapkan sarana untuk bisa tetap komunikasi. Tapi, itu pun dirusak. Meja, kursi, televisi dan CCTV juga dirusak," kata Jaleha.
Kontributor : Ocsya Ade CP
Tag
Berita Terkait
-
5400 Telur Penyu Diselundupkan: Jejak Digital Ungkap Kongkalikong Sipil-TNI di Kalbar
-
Ibu Sampai Kirim Surat ke Presiden, Ini Alasan Kasus Kekerasan Seksual Anak TKW di Pontianak Mandek!
-
Dua Kabupaten Tetapkan Status Darurat Asap, 1.038 Titik Panas Terdeteksi di Kalbar
-
Sabu 3 Kg Diselundupkan dalam Kemasan Kopi Premium, Dua Kurir Ditangkap di Pontianak
-
Warga Kalbar Resah Transmigrasi Rampas Tanah? Menteri Beri Klarifikasi Soal Kuota 30%
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Euromoney Awards for Excellence 2025 Apresiasi BRI dengan 3 Penghargaan Prestisius
-
BRI Taipei Branch Diresmikan: Layanan Perbankan Praktis untuk PMI di Taiwan
-
BRI Permudah Akses Hunian, Tawarkan Suku Bunga KPR 2,40% di Expo Bandung 2025
-
Peringati Kemerdekaan, BRI Tunjukkan 8 Langkah Nyata Perkuat Kesejahteraan dan Kemandirian Bangsa
-
BRI Bina Pengusaha Muda, Gulalibooks Menembus Pasar Literasi Anak Asia Tenggara