Scroll untuk membaca artikel
Bella
Jum'at, 07 Januari 2022 | 20:20 WIB
Bupati Ketapang Martin Rantan/Dok.Antara

SuaraKalbar.id - Bupati Ketapang, Kalimantan Barat, Martin Rantan mengaku malu, apabila 25 tenaga kerja asing (TKA) asal China yang terlantar di Kabupaten Ketapang, dibiarkan begitu saja.

"Kita malu juga kalau di Ketapang tidak mengurus mereka (TKA terlantar). Kita urus karena aspek kemanusiaan, mereka yang terlantar disini" ujarnya, melansir kalbar.antaranews.com-jaringan suara.com, Jumat (7/1/2022).

Menurut Martin, setelah TKA terlantar itu berada di Rudenim Pontianak, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan perusahaan serta pihak terkait seperti Kedutaan RRC, untuk mencari solusi menyelesaikan persoalannya.

"Saya sebagai kepala daerah tentu tidak boleh mangkir dan tetap harus melayani TKA. Solusinya kita akan segera melakukan pergeseran agar mereka jangan di Ketapang, karena bisa menimbulkan dampak sosial dan keamanan. Jadi harus dipindahkan Rudenim di Pontianak secepatnya," ujar Martin.

Baca Juga: Witan Sulaeman Pulang Kampung dengan Mobil Bak Terbuka, Warganet: Gimana Nih, PSSI!

Martin juga mengungkapkan, pihaknya telah menyelenggarakan pertemuan dengan 25 TKA asal China tersebut di ruang Rapat Kantor Bupati Ketapang.

Dalam pertemuan itu, mereka membahas bahwa TKA yang datang ke Ketapang mengaku bekerja di PT Sultan Rafli Mandiri (SRM).

Mereka kemudian mengadukan nasibnya yang saat ini sudah tidak bekerja lagi, bahkan hidup terlantar dan belum mendapatkan bayaran gaji dari perusahaan.

Load More