Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Senin, 10 Januari 2022 | 22:57 WIB
Ilustrasi vaksinasi yang gencar dilakukan di Kalbar. [insidepontianak.com]

SuaraKalbar.id - Cakupan vaksinasi Covid 19 di Kabupaten Kayong Utara (KKU) masuk peringkat 3 terendah di antara 14 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).

Dari data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) per 8 Januari 2022, cakupan vaksinasi Kayong Utara di persentase rata–rata baru mencapai 51,00. Sedangkan, di bawah Kayong Utara di tempati Kabupaten Kubu Raya, 50,08 persen dan menyusul Kabupaten Mempawah 49,75 persen.

Sekretaris Daerah (Sekda) Hilaria Yusnani mengatakan, Pemerintah Kayong Utara sudah mengambil strategi–strategi tertentu untuk meningkatkan jumlah vaksinasi, kepada seluruh masyarakat Kayong Utara. Di antaranya dengan pemberian doorprize saat pelaksanaan vaksinasi, dan mengaitkan syarat vaksinasi kepada pelayanan publik.

“Salah satunya kita mengkaitkan pelayanan dengan vaksin. Contoh, kemarin kita kaitkan pengunjung pantai wajib sudah vaksin. Kemudian untuk PNS, untuk pembayaran TPP harus menyerahkan kartu vaksin. Untuk perpanjangan kontrak menunjukan kartu vaksin. Itu upaya-upaya yang kita tempuh,” ungkapnya melansir dari insidepontianak.com--Jaringan Suara.com, Senin (10/1/2022).

Baca Juga: Layanan Vaksinasi Covid-19 Setiap Hari, Warga Kubu Raya Berkesempatan Menang Undian Umrah

Terkait isu hoax dampak vaksin, yang tersebar secara liar di media sosial, diakui olehnya pemerintah, khususnya Kominfo Pusat sudah memberikan sosialisasi terkait vaksin Covid-19 ini.

Kalaupun ada pemberitaan negatif terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang menyebabkan seseorang kejang–kejang, atau sampai meninggal dunia, menurutnya, belum pernah terjadi di Kabupaten Kayong Utara.

“Itu sebenarnya sudah dibantah dari penayangan kementerian kominfo. Kasus di daerah lebih kepada KIPI bagi yang vaksin. Alhamdulillah kita di Kayong Utara tidak ada kasus KIPI yang berat, paling efek ngantuk, mau tidur terus, demam saja. KIPI berat ini sebenarnya tidak perlu terjadi, kalau pemeriksa awal sudah dilaksanakan secara tepat,” paparnya.

Diketahui, KIPI ini merupakan bentuk respons tubuh terhadap vaksin yang disuntikkan. Efek samping vaksinasi memiliki reaksi yang berbeda-beda disetiap tubuh seseorang. KIPI ini puj dibagi dalam 2 kelompok, yakni KIPI ringan dan berat.

Baca Juga: Sebagian Besar Wilayah di Indonesia Masuk Musim Penghujan, Termasuk Kalbar diminta Waspada

Load More