SuaraKalbar.id - Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji menjadi Keynote Speaker dalam acara Kuliah Umum Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan tema Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Indeks Desa Membangun di Kalbar sebagai Wujud Kontribusi Provinsi Penyangga terhadap Pembangunan Ibu Kota Negara.
Acara tersebut diselenggarakan di Gedung Konferensi Untan pada Sabtu (9/4/2022) kemarin. Orang nomor satu di Kalbar tersebut menyampaikan kekhawatirannya akan kondisi lingkungan dan alam saat ini.
“Saya mengkhawatirkan kondisi alam dan lingkungan di Kalbar. Kondisi Gambut yang harus kita jaga, hingga pendangkalan Daerah Aliran Sungai (DAS) di sepanjang sungai kapuas. Mari kita berfikir maju kedepan, bersama memikirkan langkah perbaikan apa yang bisa kita ambil untuk lingkungan kita. Dan saya berprinsip untuk tidak mau menjadi orang yang berperan dalam perusak lingkungan. Kita kesampingkan kepentingan politis,” tegasnya, melansir dari SuaraKalbar.co.id--Jaringan Suara.com, Minggu (10/4/2022).
Ia berharap mahasiswa menjadi agen perubahan dalam menjaga kelangsungan hidup dan ekosistem di lingkungan. Khususnya mahasiswa di Fakultas Kehutanan.
Baginya, desa binaan yang dilakukan oleh mereka harus diseriusi. Karena, memperbaiki lingkungan kemudian masyarakat di mulai dari desa.
“Mahasiswa juga bisa mengelola hutan kota, bisa bekerjasama dengan Pemda. Kemudian, kita patut bangga, sebagai contoh kualitas durian terbaik di indonesia yang ada 32 spesies, 12 nya dari Kalbar. Jadi menatap pembangunan IKN ini kita jangan jadi penonton. Contoh untuk program nasional food estate, sebenarnya apabila dihitung secara valid, Kalbar dapat menghasilkan beras lebih dari yang dibutuhkan. Hal tersebut memungkinkan kita mampu menjadi daerah penyangga untuk memenuhi kebutuhan IKN,” harapnya.
Pada kesempatannya, Sekjen Kemen LHK menyampaikan pengimplementasian Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030. Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 telah disusun secara komprehensif dan ilmiah melalui pendekatan analisis spasial, seperti indeks kualitas hutan, nilai konservasi tinggi (HCV), jasa lingkungan ekosistem tinggi, serta indeks biogeofisik (IBGF) serapan karbon maupun Karhutla.
“Folu Net Sini ini adalah semua yang telah kita lakukan selama beberapa tahun terakhir ini dan dalam mengendalikan perubahan iklim bahwa Indonesia punya komitmen kuat untuk berkontribusi menurunkan emisi yang telah ditetap sebesar 29 persen,” jelasnya.
Dirinya mengungkapkan, komitmen penurunan emisi harus dengan aksi nyata yang dilakukan dikawasan hutan baik itu hutan konservasi, hutan lindung maupun hutan produksi. Tak hanya itu tentunya kontribusi penurunan emisi ini harus melalui aksi mitigasi yang harus dilakukan oleh semua pihak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
4 Pejabat KPU Karimun Ditetapkan Jadi Tersangka Korupsi Dana Hibah
-
Kepala Patung Soekarno di Indramayu Miring gegara Tertimpa Tenda
-
Pawai Cap Go Meh 2026 di Pontianak Digelar Setelah Salat Tarawih
-
BRI Perkokoh Kemitraan Strategis dengan SSMS untuk Tingkatkan Skala dan Keberlanjutan Industri Sawit
-
151 Penyandang Disabilitas Terima Paket Sembako dan Nutrisi