SuaraKalbar.id - Warga dibuat heboh dengan adanya fenomena ribuan ekor ikan mengapung dan mati di sungai Retok, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar).
Kepala Desa Retok, Sahidin mengatakan dirinya bersama sejumlah tim kemudian menelusuri sungai dan melihat sejumlah ikan mati tampak mengapung.
“Ikan-ikan di Sungai Retok tiba-tiba mengapung dan mati. Kematian seperti ini cenderung aneh,” katanya saat dihubungi suara.com, Selasa(19/04/2022).
Dirinya memastikan, matinya ikan-ikan di sepanjang Sungai Retok dan sekitarnya itu bukan karena racun. Akan tetapi terindikasi pencemaran limbah sawit.
“Saya pastikan ini bukan disebabkan racun ikan. Karena dari ciri-ciri air, air sungai keruh, berbeda jika disebabkan racun ikan. Selain itu, air sungai mengandung minyak,” ujarnya.
Sahidin juga menduga, ada kebocoran kolam penampungan limbah pabrik sawit yang terletak di hulu sungai.
Menurutnya, kejadian serupa sudah pernah terjadi sejak tahun 2015 dan tahun 2019 lalu.
“Kolam penampungan sawit itu letaknya ada di Kabupaten Landak. Tapi aliran sungainya hingga ke Retok. Sejak saya menjadi Kades, sudah tiga kali terjadi. Pertama di tahun 2015, 2019, dan sekarang tahun 2022. Tahun ini yang terparah, ratusan hingga ribuan ekor ikan mati,” ungkapnya.
Akibat peristiwa ini, warga merasa dirugikan lantara Sungai Retok merupakan sarana yang digunakan warga untuk keperluan sehari-hari.
“Kami minta agar ada solusi dari perusahaan untuk memastikan limbahnya tidak berbahaya. Karena warga Retok dan sekitarnya tidak bisa menggunakan untuk mandi, cuci dan konsumsi. Masyarakat sangat dirugikan dan diantaranya ada yang kena diare,” kata Sahidin.
Dengan tegas, Sahidin menyatakan bahwa pihak perusahaan abai dengan kewajibannya.
Menurut Sahidin, pengelolaan dan pendirian pabrik mestinya sesuai dengan standar lingkungan hidup.
“Akibatnya menimbulkan matinya aneka jenis ikan di sungai, di antaranya ikan arwana merah dan arwana silver. Padahal jenis ikan ini dilindungi," ungkapnya lagi.
Sementara itu, aktivis Walhi Kalimantan Barat, Hendrikus Adam juga turut memantau situasi yang terjadi.
Menurut Adam, dugaan pencemaran yang menyebabkan matinya sejumlah ikan tidak dapat dianggap gampang.
Selain berbahaya bagi lingkungan hidup khususnya biota sungai dan aneka jenis ikan, dugaan pencemaran yang terjadi pada Sungai Sepatah hingga Sungai Retok di hilirnya juga berbahaya bagi kesehatan warga.
“Ikan saja mabuk hingga banyak mati mengapung. Sepanjang menyusuri sungai bau anyir (amis) menyesakkan hidung. Tentu ini juga akan sangat berbahaya bagi kesehatan dan mengancam punahnya pengetahuan lokal terhadap aneka nama jenis ikan bagi komunitas sekitar,” jelasnya.
Adam kemudian meminta, agar pihak terkait terutama Dinas LHK Kalbar segera bertindak atas dugaan pelanggaran yang terjadi.
“Kenapa pihak terkait justru tidak melakukan pengambilan sampel air secara langsung. Terlebih pengambilan sampel oleh pihak perusahaan atas permintaan DLH tersebut pun juga dilakukan beberapa hari setelah limbah tersebut mencemari sungai,” ujarnya.
Senada dengan Hendrikus Adam, aktivis Usaha Lestari Negeri (ULIN) Petrus Suwito mengungkapkan, perlu adanya tindakan untuk memastikan penyebab pencemaran yang terjadi di sungai tesebut.
Menurut Petrus, apabila betul ditemukan kelalaian perusahaan, pemerintah setempat mesti memberikan tindakan tegas.
“Harus dipastikan penyebabnya, jika memang karena limbah perusahaan dan apalagi ada unsur kesengajaan, mesti ada tindakan dari pemerintah setempat” kata Petrus.
Berita Terkait
-
Ancam Bunuh Ibu Korban Pakai Parang, Pria di Kubu Raya Tega Setubuhi Tetangganya
-
Geger Guru di Kubu Raya Tahan Rapor Murid Nunggak LKS Rp350 Ribu, Ancam Siswa Turun Kelas
-
Modus Ajak Nikah, Pengasuh Ponpes di Kubu Raya Tega Cabuli Tiga Muridnya
-
Tragedi Kebon Nanas: Adik Tega Habisi Nyawa Kakak di Depan Pos Polisi!
-
Diduga Sengaja Bakar Lahan Demi Sawit, Warga Kuansing Ditangkap Polisi
Terpopuler
- 1 Detik Pascal Struijk Resmi Jadi WNI, Cetak Sejarah di Timnas Indonesia
- Pemain Arsenal Pilih Bela Timnas Indonesia Berkat Koneksi Ayahnya dengan Patrick Kluivert?
- Pelatih Belanda Dukung Timnas Indonesia ke Piala Dunia: Kluivert Boleh Ambil Semua Pemain Saya
- Setajam Moge R-Series, Aerox Minggir Dulu: Inikah Wujud Motor Bebek Yamaha MX King 155 Terbaru?
- Cara Membedakan Sepatu Original dan KW, Ini 7 Tanda yang Harus Diperiksa
Pilihan
-
Data Pribadi RI Diobral ke AS, Anak Buah Menko Airlangga: Data Komersil Saja!
-
Rafael Struick Mandul, Striker Lokal Bersinar Saat Dewa United Gilas Klub Malaysia
-
5 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Kuat untuk Gaming, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED untuk Gaming, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Vietnam Ingin Jadi Tuan Rumah Piala Dunia, Tapi Warganya: Ekonomi Aja Sulit!
Terkini
-
BRI Peduli Bentuk Karakter Anak SD lewat Agroedukasi di Hari Anak Nasional
-
Jangan Sampai Nyesal! Disdukcapil Pontianak Ingatkan Bahaya Urus Dokumen Lewat Calo
-
Polda Kalbar Mendominasi Apresiasi Kreasi Polri: Kebanggaan Nasional dari Bumi Khatulistiwa
-
Kasus Pencabulan oleh ASN UPT Panti Sosial Kalbar, Ini Deretan Fakta yang Terungkap!
-
BRI Optimistis KDMP Jadi Motor Ekonomi Desa dalam Program Pemerintah