Scroll untuk membaca artikel
Bella
Senin, 02 Mei 2022 | 20:30 WIB
Perayaan meriam karbit, salah satu karya budaya pontianak yang masuk sebagai warisan budaya takbenda Indonesia. (Suara.com/Rabiansyah)

SuaraKalbar.id - Dentuman menggelegar kala meriam karbit disulut secara bergantian yang membuat malam idul fitri di Pontianak semakin meriah.

Tak ingin ketinggalan, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono bersama Kapolresta Pontianak Kota, Kombes Pol Andi Herindra dan Dandim 1207/Pontianak, Kolonel Arh Hendra Roza ikut menyulut meriam karbit yang ada di Gang Kuantan Kelurahan Benua Melayu Laut Kecamatan Pontianak Selatan.

Menurut pantauan Edi, setidaknya lebih dari 20 titik lokasi yang memainkan meriam karbit.

Masyarakat masih sangat antusias pada permainan tradisional yang dimainkan setiap malam lebaran di tepian Sungai Kapuas, bahkan meski tahun ini festival meriam karbit tidak dapat digelar.

Baca Juga: Kocak! Bikin Video Ucapan Lebaran 2022, Kekasih Anak Sule Malah Dianggap Warganet Pakai Baju Partai: PDI Perjuangan?

"Masyarakat masih sangat antusias karena merupakan budaya kearifan lokal Kota Pontianak. Walaupun tanpa festival, tetapi permainan meriam karbit cukup meriah pada malam ini," ungkap Edi usai menyulut satu di antara lima meriam karbit yang disediakan panitia, Minggu (1/5/2022) malam.

Menurut Edi, meski tahun ini festival Meriam karbit tak bisa digelar, namun tahun depan festival itu direncanakan akan kembali digelar dengan lebih semarak. Sebagai upaya pelestarian budaya, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak juga melakukan pembinaan terhadap kelompok-kelompok meriam karbit.

"Setiap digelar festival, kita berikan uang pembinaan bagi peserta festival," katanya.

Bagi Edi, meriam karbit menjadi bagian kehidupan masyarakat terutama yang bermukim di tepian Sungai Kapuas. Sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), meriam karbit memiliki nilai historis berdirinya Kota Pontianak. Potensi yang dimiliki Kota Pontianak selain Sungai Kapuas, juga diperkaya dengan budayanya seperti tradisi permainan meriam karbit ini.

 "Kita ingin menggali lebih dalam budaya-budaya yang ada di Kota Pontianak sehingga menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung," katanya.

Baca Juga: Kader Demokrat Lebaran di Kediaman Pribadi SBY, SBY: Saya Ingin Fokus Menjadi Pelukis

Benua Melayu Laut sendiri saat ini menjadi kebanggaan masyarakat Pontianak karena masuk dalam 50 besar desa wisata se-Indonesia dari 500 peserta. Capaian ini menjadi penyemangat bagi warga untuk membangun kampung atau kelurahan ini menjadi lebih baik dan ramah wisata. Untuk itu, Pemkot Pontianak akan memberi dukungan berupa pembangunan infrastruktur dengan harapan warga sekitar ikut menjaga keamanan dan ketertiban serta kebersihan.

"Bagaimana kita bisa menerima tamu-tamu wisatawan dengan mengimplementasikan sadar wisata," tambah Edi.

Sementara itu, Tegar, warga asal Tangerang, mengaku senang bisa menyaksikan langsung permainan meriam karbit di Pontianak. Baginya, permainan ini cukup memacu adrenalin untuk memainkannya. Apalagi suara yang dihasilkan dari meriam karbit sangat dahsyat.

"Butuh keberanian untuk orang yang baru pertama kali menyulut meriam ini," tutupnya.

Load More