Cerita Deni Supriatna, Koleksi 5000 Diecast Hot Wheels yang Kadang Bikin Istri Ngambek, Nilainya Cukup Fantastis

SuaraKalbar.id - Bagi Sebagian orang, Hot Wheels terlihat sebagai sebatas mainan mobil mini untuk anak-anak. Rupanya, anggapan ini justru keliru. Sebab, miniatur mobil tersebut juga banyak di koleksi oleh orang dewasa.

Satu diantaranya Deni Supriatna, pria paruh baya warga Jalan Prof Muh Yamin, Gang Wonodadi 2, Pontianak Selatan, Kalimantan Barat ini mengoleksi ribuan miniatur mobil atau diecast dirumahnya. Tak tangung-tangung, sampai saat ini koleksi miniatur mobil miliknya ada 5000 jenis.

"Awalnya saya tertarik itu sejak waktu kecil. Orang tua saya dulu itu belum bisa belikan mainan, dan itulah yang menjadi pemicu saya, saya harus beli dewasa ini, biar orang bilang punya mainan baru,"katanya kepada Suara.com, Senin (23/05/2022).

Tidak sekedar hobi, mainan mobil-mobilan ini, oleh Deni dijadikan sebagai aset yang dapat dijual dengan harga yang cukup tinggi.

Baca Juga: Daftar Lengkap Skin Kolektor Mobile Legends dan Cara Mendapatkannya

Menurut pengakuannya, sejak 2008, Deni mulai mengoleksi Diecast tersebut. Berbagai macam jenis miniatur mobil yang ia kumpulkan hingga saat, khusunya tipe premium dengan edisi mobil ban karet.

"Saya tu sejak di tahun 2008, saya sudah main di spesialisnya, misalnya sudah ada mobil jeep, sedan, ada merekan mashel, ada offroad dan masih banyak lagi, sampai saat in saya main di premium, mobil ban karet edisinya 5 set," terangnya.

Menurut Deni, Miniatur mobil-mobilan yang awalnya di produksi di Amerika Serikat itu kini bak sebuah barang investasi yang harganya terus naik dari tahun ke tahun. Bahkan harga nilai jualpu tak tanggung-tanggung berkisar dari ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah.

"Kalo budged emang ade saya sisih kan dari beberapa hotwheels yang premium ade saya jual beli, Jadi ada yang lama saya jual dengan sistem barter ada juga, budgednya sekitar Rp 1.500.000 sampai Rp 5.000.000,"

Dia juga bercerita, bahwa koleksi diecast miliknya ini didapati dari Kota Jakarta oleh temannya. Meski ditengah gempuran mainan digital saat ini, Deni masih bertahan untuk terus mengoleksi diecast menjadi sebuah hobi.

Baca Juga: Susah Dilepaskan Walau Jari Nyaris Putus! Indra Bruggman Diam-Diam Punya Hobi Unik

"Koleksi saya kebetulan ambil dari agen di Jakarta. Karena di Pontianak belum ada. Kalau di Jakarta itu toko teman dia memang langsung impor dari Malaysia,"terangnya.

Deni juga katakan, ada banyak kategori mobil langka yang dia punya. Bahkan, Jika Langka Mainan berbahan metal ini juga punya harga yang bisa mencapai ratusan ribu per Pieces.

Di antara banyaknya model mobil yang dikeluarkan oleh Mattel sebagai produksi mainan itu, ada sejumlah di antaranya yang dikategorikan paling langka dan paling dicari oleh para kolektor.

"Kategori langka ada banyak, mungkin ada ratusan mobil,"ujarnya.

Tak jarang, keluarga kadang meringis melihat Deni mengoleksi ribuan diecastnya. Untungnya anak dan Istri Deni sudah terbiasa dan pengertian sehingga berbagai penjuru dirumahnya dipenuhi oleh ribuan miniatur mobil tersebut.

"Kalau dukungan dari keluarga sih suka dukanya kalau anak istri kadang ngambek sih, kalau anak saya kuatkan di memorinya. Karena, dia harus bisa menurunkan dari tempatnya dan mengembalikan kepada tempatnya jika untuk dimain," ucapnya.

Mengoleksi ribuan miniatur mobil atau diecast bukanlah hobi yang bisa dikatakan baru. Apalagi bagi kalangan pecinta otomotif Tanah Air. Namun, tidak sedikit juga yang baru ‘terjun’ ke dunia koleksi miniatur kendaraan ini.
Banyaknya kolektor Hot wheels hari ini menjadikan aktivitas mengoleksi hot wheels tidak hanya cara untuk mengekspresikan minat, menurut Deni tapi juga bisa menjadi peluang bisnis.

"Tentunya menyukai dan menganggumi aja, karena kita tahu juga kalau beli yang realnya aslinya kan mahal, kita tidak akan terjangkau dengan uang yang kita punya, jadi yaudah cukup beli yang diecastnya aja,"pungkasnya.

Berbagai koleksi hot wheels miliknya itu, sering dipajang di media sosial miliknya, yakni melalui akun Instagram @24garages .

Kontributor: Diko Eno