SuaraKalbar.id - Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Barat (Disbunak Kalbar) Muhammad Munsif, memproyeksikan kebutuhan hewan kurban untuk perayaan Idul Adha 1443 H/2022 M di wilayah ini mencapai sekitar 8.000 ekor sapi dan 5.000 kambing.
“Kebutuhan sapi tahun lalu hampir 8.000 ekor sapi. Kebutuhan bisa naik biasanya capai 10-15 persen,” ujarnya, melansir dari SuaraKalbar.co.id--Jaringan Suara.com, Sabtu (4/6/2022).
Ia menjelaskan, pasokan hewan kurban di Kalbar nantinya masih didukung dari luar. Tetapi akan dilakukan secara selektif, mengingat adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Wabah Covid-19 saja kita diatur sedemikian rupa dengan aturan beribadah dan sebagainya. Ini yang kita coba, tapi masih belum final, masih kita diskusikan tetapi yang pasti MUI sudah mengeluarkan edaran dan melarang adanya hewan yang sakit karena secara syar’i harus sehat sempurna, itu tidak akan sukses kalau gerakan langkah penyebaran tidak kita pahami,” katanya.
Ia mengatakan, penyediaan hewan ternak yang menjadi kebutuhan masyarakat harus disiapkan secara hati-hati untuk mengurangi beban, apalagi daerah pemasok yang biasa mendatangkan sapi ke Kalbar sedang berada dalam zona merah.
“Akan ada pengawasan yang sangat ketat, harus ada persetujuan dari kita yang diterbitkan oleh Gubernur yang didasarkan pertimbangan teknis,” ucapnya.
Ia juga mengimbau masyarakat membeli hewan kurban dari zona hijau. Meski demikian, saat ini sudah ada sembilan kabupaten yang melaporkan adanya kasus.
“Muslim yang ingin berkurban hendaknya mencari hewan ternak dari zona hijau. Kita sedang diskusikan bagaimana kemungkinan berkurban dengan cara yang lain, apabila harus ditampilkan ternak itu tentu perlu cara khusus yang harus kita sepakati pengamanannya. Sehingga selesai Idul Adha tidak terjadi ledakan kasus,” sebutnya.
Ia menyebutkan, secara nasional terdapat 174 kasus PMK, termasuk di Kalbar yang merata tersebar di 18 kecamatan dan 33 desa.
Baca Juga: Pemkab Kudus Bakal Libatkan Dokter Hewan Swasta Antisipasi Wabah PMK
“Seperti di Melawi baru saja dilaporkan. Namun demikian walaupun satu desa tentu ini menjadi konsentrasi pimpinan daerah terkait jangan sampai menambah ke desa-desa lainnya dengan cara memahami karakter dan pemahaman bagaimana lalu lintas daerah satu dan lainnya,” tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Thijs Dallinga Keturunan Apa? Striker Bologna Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Ronde 4
Pilihan
-
Pelatih Vietnam Akui Timnya Kelelahan Jelang Hadapi Timnas Indonesia U-23
-
Orang Dekat Prabowo dan Eks Tim Mawar Ditunjuk jadi Presiden Komisaris Vale
-
Bukti QRIS Made In Indonesia Makin Kuat di Dunia, Mastercard Cs Bisa Lewat
-
Luhut Ungkap Proyek Family Office Jalan Terus, Ditargetkan Beroperasi Tahun Ini
-
Danantara Kantongi 1 Nama Perusahaan BUMN untuk Jadi Holding Investasi, Siapa Dia?
Terkini
-
Dibuka Mulai September, Ini Jadwal Penerbangan Internasional PontianakKuching dan Kuala Lumpur
-
BRI Sukses Salurkan KPR Subsidi Program 3 Juta Rumah, FLPP Jadi Skema Terbesar
-
Viral! Warga Kabupaten Landak Bongkar Dugaan Pungli Bansos: Difoto 2 Karung, Dikasih Cuma 1
-
AirAsia Buka Rute Penerbangan Pontianak-Kuching dan Kuala Lumpur, Segini Harga Tiketnya!
-
Ratusan Burung Langka Nyaris Diselundupkan dari Pontianak ke Surabaya