Scroll untuk membaca artikel
Bella
Jum'at, 08 Juli 2022 | 15:23 WIB
Foto oleh Tima Miroshnichenko dari Pexels

SuaraKalbar.id - Sepanjang bulan Januari hingga Juni 2022, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang mencatat 61 anak terjangkit demam berdarah di Singkawang.

Dari 61 anak tersebut, satu di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

“Ada 61 kasus DBD di Kota Singkawang ini baru bulan Juni hingga pertengahan tahun ini” ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang Mursalin.

Menurutnya, curah hujan yang sangat tinggi menjadi salah satu penyebab risiko terjadinya demam berdarah.

Baca Juga: Moch Subchi, Tersangka Kasus Pencabulan Santri Ponpes Shiddiqiyah Jombang Terancam 12 Tahun Penjara

Mursalin menambahkan, adanya satu orang anak meninggal dunia membuat pihak Dinas Kesehatan tetap melihat kasus demam berdarah merupakan kasus yang rawan.

Dirinya pun mengimbau masyarakat melakukan upaya pencegahan demam berdarah yaitu dengan melakukan 3 M plus.

“pertama menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air secara berkala dan menutup tempat penampungan air dan mengubur sampah dan sebagainya,” katanya.

Tidak hanya itu, jelas Mursalin, pemberian abate juga diperlukan untuk membunuh jentik-jentik.

“Kami persilahkan datang ke Puskesmas terdekat untuk menekan demam berdarah di Kota Singkawang,” jelasnya melansir suarakalbar.co.id-jaringan suara.com-.

Baca Juga: 5 Tipe Orang Tua saat Ada Teman Anak yang Main ke Rumah

Pencegahan demam berdarah tidak hanya dilakukan dengan pemberian abate di bak penampungan air, namun juga bisa dilakukan fogging.

“Namun tidak semua harus difogging, ketika ada satu atau lebih dari satu kasus di kawasan yang sama, maka bisa dilakukan fogging,” jelasnya.

Load More