Scroll untuk membaca artikel
Bella
Selasa, 09 Agustus 2022 | 17:48 WIB
Ditreskrimum Polda Metro Jaya menggelar prarekonstruksi kasus dugaan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo yang berujung penembakan terhadap Brigadir J di Balai Pertemuan Metro Jaya, Jakarta, Jumat (22/7/2022) malam. [Suara.com/Yasir]

SuaraKalbar.id - Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto meminta aktor intelektual dibalik kasus tewasnya Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J harus diungkap.

"Siapa pun aktor intelektual dibalik kasus penembakan Brigadir J harus diungkap karena merusak nama besar dan citra Polri," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Terkait perkembangan kasus tersebut, dirinya mengapresiasi kinerja Wakil Kapolri Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono sebagai ketua tim khusus untuk menuntaskan kasus tersebut.

"Mendukung dan mengapresiasi timsus yang dipimpin langsung Wakapolri,"

Baca Juga: Begini Kondisi Mako Brimob Jelang Penetapan Tersangka Baru Kasus Kematian Brigadir J

Dia berharap setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan Timsus Pimpinan Wakapolri dapat menuntaskan polemik yang terjadi dalam kasus penembakan Brigadir J.

Menurutnya, polemik itu menjadi pertaruhan citra dan nama besar Kepolisian Republik Indonesia.

"Dengan segudang pengalaman yang dimiliki Wakapolri Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono tentunya kasus yang terjadi saat ini dapat diselesaikan dalam waktu singkat", harapnya.

Dia menilai tim khusus tersebut bekerja secara transparan, objektif, dan akuntabel.

Hasil kerja tim khusus ini, lanjutnya, akan memberikan rekomendasi tindak lanjut kepada upaya-upaya penyelidikan dan penyidikan yang telah dilakukan.

Baca Juga: Penjagaan Super Ketat hingga Wartawan Dilarang Mendekat, Polisi Bersarung Tangan Karet Masuk ke Rumah Dinas Ferdy Sambo

"Tentunya Polri melibatkan Komnas HAM, artinya Polri menjunjung tinggi hak asasi manusia." katanya. (Antara)

Load More