“Dia tidak meneruskan di ALRI tetapi dibawa oleh rekannya untuk menjadi perwira Angkatan Darat,” jelasnya.
Menolak Gabung dengan RIS Menjadi Ketua Ranting Partai Nasional Indonesia
Setelah peristiwa Surabaya, ia pun ikut bergerilya, serta ikut memadamkan pemberontakan PKI di Madiun. Namun, pada tahun 1950 saat Republik Indonesia Serikat, Syarif Umar adalah orang yang menyatakan kecewa dan protes.
“Dia katakan mengapa negara ini menjadi negara serikat? Masih ada bau-bau kolonial belandanya. Kami ini para pejuang bahu membahu berhamburan darah, nyawa, doa dan air mata mempertahankan republik Indonesia harus mengakui kedaulatan RIS. Maka beliau menyatakan mengundurkan diri dengan hormat dari TNI Angkatan Darat,” ujarnya.
Baca Juga: Singgung Pidato Kenegaraan Jokowi, Amnesty International : Jauh dari Harapan, hanya Mengulang
Dari kejadian itu, akhirnya Ya’ Syarif Umar pindah dari Surabaya ke Jakarta. Di Jakarta ia menjadi ketua Ranting Partai Nasional Indonesia. Disini jugalah Ya’ Syarif Umar diangkat sebagai staff Pelayaran Laut Nasional Indonesia (PELNI).
Cikal Bakal Asrama Mahasiswa Pontianak Bernama Rahadi Oesman di Yogyakarta
Pada Tahun 1955, Ya’ Syarif Umar juga ikut memperhatikan bahwa Kalimantan Barat belum menjadi Provinsi pada waktu itu. Dia merasa heran, sebab para pelajar yang ada di Pontianak waktu itu hanya menimbah ilmu hingga sekolah menengah pertama saja, tidak melanjutan sekolah kejenjang tingkat atas.
Dari sini, dia berinisiatif pergi ke Yogyakarta yang juga kebetulan untuk mengajak beberapa Tokoh Kalimantan lainnya yang sudah berada di sana meminta bekas rumah pejabat tinggi belanda yang ada di Bintaran Tengah diserahkan untuk menjadi asrama pelajar Kalimantan Barat. Tetapi hal ini justru tak direspon. Ya’ Syarif Umar dengan memegang senjata api pergi sendiri untuk meminta rumah tersebut.
Dari sinilah cikal bakal Keluarga Pelajar Mahasiwa Kalimantan Barat (KPMKB) yang sekarang menjadi asrama Rahadi Oesman Yogyakarta.
Baca Juga: 5.770 Narapidana di Sulawesi Selatan Dapat Remisi Perayaan Kemerdekaan 17 Agustus 2022
“Mengapa pelajar-pelajar kita ini cuma bisa tamat SMP dan tidak melanjutkan ke jenjang SMA di Pontianak waktu itu, pulanglah dia ke Yogyakarta untuk meminta bekas rumah pejabat tinggi belanda yang ada di Bintaran Tengah diserahkan untuk menjadi asrama pelajar Kalimantan Barat, itulah cikal bakal asrama pelajar Pontianak yang berada di Yogyakarta,”ceritanya.
Berita Terkait
-
10 Fakta Menarik Piala Asia U-17 2025: Rekor Timnas Indonesia U-17
-
Piala Asia U-17 2025: Jepang Gugur di Drama Adu Penalti, Arab Saudi Lolos ke Semifinal
-
Pantang Mundur! Nova Arianto Ingin Timnas Indonesia U-17 Tunjukkan Taring Lawan Korea Utara
-
IDI Geram! Oknum Residen Anestesi Bandung Bakal Dipecat, Ini Penyebabnya!
-
Prabowo Sibuk Gaungkan 'Indonesia Cerah', Sementara Rakyat Masih Gigit Jari
Tag
Terpopuler
- Tenaga Kalahkan Yamaha XMAX, Tampan Bak Motor BMW: Pesona Suzuki AN400 Bikin Kesengsem
- Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
- Sudah Dihubungi PSSI, Harga Pasar Pemain Keturunan Ini Lebih Mahal dari Joey Pelupessy
- Segera Ambil Saldo DANA Kaget Gratis Hari Ini, Cairkan Rezeki Siang Hari Bernilai Rp 300 Ribu
- 6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Pilihan
-
Rekam Jejak Wipawee Srithong: Bintang Timnas Thailand, Pengganti Megawati di Red Sparks
-
Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
-
Puji Kinerja Nova Arianto, Kiper Timnas Indonesia: Semoga Konsisten
-
Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
-
Di Balik Gol Spektakuler Rayhan Hannan, Ada Rahasia Mengejutkan
Terkini
-
Pengusaha Kue Ini Makin Berkembang Berkat Pemberdayaan dari BRI
-
7 Pesona Wisata Alam di Bengkayang Kalimantan Barat
-
Modal KUR BRI, Warung Bu Sum Yogyakarta Kini Go Digital
-
Rute dari Pontianak ke Danau Sentarum Kapuas Hulu, Lengkap dengan Pilihan Transportasi
-
Rute Pontianak ke Singkawang: Jarak, Durasi, hingga Moda Transportasi