Scroll untuk membaca artikel
Bella
Kamis, 29 September 2022 | 17:58 WIB
Arsip Foto - Presiden Joko Widodo memberi pesan khusus kepada Sri Mulyani. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

SuaraKalbar.id - Presiden Joko Widodo mengungkapkan saat ini hampir semua negara sedang berada pada masa-masa sulit.

Presiden mengungkapkan, setiap hari terdengar berita yang mengatakan negara-negara di dunia mengalami krisis energi maupun krisis finansial.

"Nilai tukar melompat-lompat. Baru sehari, dua hari, karena APBN di UK (United Kingdom), lalu berimbas pada semua negara; yang kita tahu, kalau dilihat angkanya kita masih baik nilai tukarnya, meski melemah minus 7; tapi dibandingkan dengan negara-negara lain, Jepang sampai minus 25, RRT minus 13, Filipina minus 15. Ini yang harus kita syukuri, tapi perlu kerja keras jangka panjang," jelasnya dalam acara United Overseas Bank (UOB) Economic Outlook 2023.

Dalam kesempatan tersebut, dirinya menegaskan bahwa saat ini semua negara berada pada posisi sulit untuk memprediksi dan mengkalkulasi ekonomi ke depan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Memprediksi Kondisi Perekonomian Global Tahun 2023 Masih Sulit

"Arahnya seperti apa? Pemulihan seperti apa? Satu masalah muncul belum selesai, muncul masalah yang lain; dan efek domino ini semua menyampaikan sulit dihitung," tambahnya.

Dalam pertemuan dengan kepala pemerintahan negara G7 di Jerman pada Juni 2022 lalu, Presiden Jokowi mengaku telah bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, mantan perdana menteri Italia Mario Draghi, dan Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen, dimana dalam pertemuan itu mereka membahas soal kondisi ekonomi dunia yang sedang tidak menentu.

"Ketemu tidak di dalam forum formalnya, tapi saat makan malam. Dari situlah saya bisa menyimpulkan bahwa semuanya sulit. Dilanjutkan dengan bertemu dengan Presiden Korea, Presiden China, PM jepang, tambah lagi; kepastian itu memang sulit. Lebih sulit lagi saat berdiskusi dengan Presiden Zelenzkyy (Ukraina) dan Presiden Putin (Rusia), perang tidak akan berhenti besok atau bulan depan; artinya nggak jelas," kata Jokowi.

Untuk itu, secara khusus dirinya berpesan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dieman-eman atau dijaga dengan hati-hati.

"Saya selalu sampaikan kepada Bu Menteri Keuangan, Bu, kalau punya uang di APBN kita, dieman-eman. Itu Bahasa Inggris dieman-eman, dijaga, hati-hati," kata Joko Widodo di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Pak Mahfud MD, Tolong Kami..! Korban DNA Pro Akademi di Bali Rugi Rp 6,8 Miliar

Dirinya menekankan agar setiap pengeluaran harus produktif dan memiliki return yang jelas.

"Mengeluarkannya harus produktif, harus memunculkan return yang jelas, karena kita tahu, sekali lagi, hampir semua negara tumbuh melemah, terkontraksi ekonominya," tambahnya. (Antara)

Load More