Scroll untuk membaca artikel
Bella
Kamis, 06 Oktober 2022 | 19:31 WIB
Ilustrasi penembakan pistol (Unsplash/Max keinen)

SuaraKalbar.id - Sedikitnya 34 orang tewas dalam insiden penembakan massal di pusat penitipan anak di Thailand pada Kamis (6/10/2022).

Di antara ke-34 korban tersebut, 22 di antaranya merupakan anak-anak.

Sementara itu, yang menjadi pelaku dalam penembakan massal itu adalah seorang mantan petugas polisi yang menewaskan istri dan anaknya sebelum akhirnya menembak dirinya sendiri.

Menurut kepolisian, pelaku diberhentikan dari dinas karena alasan terkait narkoba.

Baca Juga: Usia Kehamilan 19-20 Minggu, Ibu Hamil Mulai Nyaman Tapi Kerap Alami Sembelit

Pejabat daerah Jidapa Boonsom mengatakan, terdapat sekitar 30 anak di pusat penitipan anak ketika pria bersenjata itu datang pada sekitar jam makan siang.

Pria tersebut pertama-tama menembak empat atau lima staf, termasuk seorang guru yang sedang hamil delapan bulan, kata Jidapa.

"Awalnya orang-orang mengira itu adalah kembang api," ujarnya menambahkan.

Sejumlah video yang diunggah di media sosial menunjukkan lembaran yang menutupi jasad anak-anak yang tergeletak bersimbah darah di pusat penitipan anak di Kota Uthai Sawan, di provinsi timur laut Nong Bua Lamphu.

Namun rekaman video tersebut belum dapat segera diautentikasi.

Baca Juga: 18 Orang Luka-luka Akibat Penembakan Massal di Thailand, Donor Darah Dibutuhkan

Sebelumnya, kepolisian mengungkapkan perburuan untuk mengejar pelaku penembakan sedang dilakukan, sementara juru bicara pemerintah mengatakan perdana menteri telah memperingatkan semua lembaga untuk menangkap pelaku.

Penembakan massal jarang terjadi di Thailand, meskipun tingkat kepemilikan senjata cukup tinggi dibandingkan beberapa negara lain di kawasan itu, dan senjata ilegal adalah hal biasa di negara itu.

Pada 2020, seorang tentara yang marah karena gagalnya kesepakatan properti membunuh sedikitnya 29 orang dan melukai 57 orang dalam aksi amukan yang berlangsung di empat lokasi. (Antara/Reuters)

Load More