SuaraKalbar.id - 19 Desember 1941, menjelang umat Muslim mempersiapkan diri untuk menjalankan Sholat Jum’at, Jepang menyerang daerah Pontianak demi merebut Hindia-Belanda yang kini sebagai Indonesia.
M. Rikaz Prabowo, Sejarawan Kalimantan Barat mengatakan kejadian tersebut dikenal sebagai peristiwa Kapal Terbang 9 atau Bom Sembilan yang bermula saat Jepang mengirim sembilan pesawat ke langit Pontianak untuk menjatuhkan bom yang menghanguskan pusat kota.
Tujuannya jelas, pesawat Jepang sengaja didatangkan demi membumihanguskan sejumlah lokasi-lokasi penting milik Belanda yang saat itu berada di Pontianak.
“Mereka itu mengincar instalasi-instasi militer, entah itu kamp tentara, gudang senjata , atau instansi militer lain. Sebenarnya yang ingin dibom Jepang itu wilayah markas tentara Belanda, kalau sekarang wilayah itu kita kenal di kawasan Jalan Nusa Indah,” ujar Rikaz di Pontianak, Selasa (16/08/23).
Dulunya sebelum kemerdekaan, kawasan Jalan Nusa Indah hingga Jalan Juanda merupakan markas tentara Koninklijke Nederlands Indische Leger (KNIL).
Bom yang diterjunkan dari pesawat kiriman Jepang diharapkan mengenai markas tersebut, sayangnya bom meleset hingga mengenai kawasan sebelah markas yang saat itu merupakan sekolah bernama Hollandsch-Chineesche School (HCS).
Sekolah tersebut merupakan sekolah bagi anak-anak Tionghoa di Hindia-Belanda dengan sistem yang dikelola misi Katolik sehingga para tenaga pengajarnya menggunakan Bruder maupun Suster dan memisahkan antara siswa laki-laki dan perempuan.
Bom jatuh pada kawasan sekolah di gedung laki-laki sehingga banyak menewaskan sejumlah siswa dan Bruder.
“Jadi korbannya itu banyak anak siswa laki-laki dan guru (Bruder). Korban jiwa belum bisa dipastikan secara detail jumlahnya, tetapi pada tanggal 19 Desember 1941 di pengeboman pertama itu tidak kurang 100 orang yang meninggal langsung, yang jelas pengeboman itu justru lebih banyak memakan korban sipil” terang Rikaz.
Baca Juga: Mengenang Sejarah Pertempuran Rakyat Melawan Pasukan Belanda di Cangkringan
Jumlah tersebut hanya merupakan korban meninggal dunia langsung, tak terhitung dengan sejumlah korban yang sempat dilarikan ke rumah sakit yang akhirnya ikut meninggal dunia, atau korban luka berat dan ringan lainnya sehingga kejadian tersebut dapat dipastikan banyak jiwa yang terdampak.
Sempat beredar kabar bahwa sebelum terjadinya pengeboman sejumlah siswa bahkan antusias dengan kehadiran pesawat di langit-langit Pontianak dan tidak menyangka akan terjadi pengeboman. Rikaz menduga hak itu benar terjadi karena pada masa tersebut pesawat tempur milik Belanda memang kerap melintas di langit sehingga hal-hal tersebut lumrah bahkan menjadi hiburan tersendiri bagi anak-anak sekolah dan tak menduga akan terjadi pengeboman.
Pemerintah kolonial sempat mengevakuasi para tokoh penting Belanda dan menawarkan tokoh penting Indonesia untuk berpindah tempat.
“Sebelum Desember 1941, pejabat penting Belanda di Pontianak, orang-orang Belanda atau orang pribumi yang dianggap berkelas mulai ditawarkan untuk ikut mengungsi atau dievakuasi. Pejabat Belanda entah resident, atau asisten resident, kemudian beberapa orang pribumi yang berkelas atas ditawari,” jelas Rikaz.
Meskipun demikian, beberapa tokoh penting pribumi seperti para Sultan dan Panembahan yang ditawarkan untuk dievakuasi tidak mengambil kesempatan tersebut dan tetap memilih bertahan di Pontianak.
Selain berusaha mengevakuasi diri, Belanda juga sempat membuka lowongan bagi sejumlah penduduk untuk bergabung dengan mereka dalam memperkuat penjagaan di wilayah Pontianak pada tahun 1940 karena menyadari perang dunia II di tahun 1939 yang semakin mendekat.
Tag
Berita Terkait
-
Mengenang Sejarah Pertempuran Rakyat Melawan Pasukan Belanda di Cangkringan
-
Chen EXO Rilis Album Jepang Pertama dan Segera Gelar 'CHEN JAPAN TOUR 2023'
-
Pratama Arhan Dikabarkan segera Menikah di Jepang dengan Anak Anggota DPR
-
NASA Konfirmasi Juli 2023 sebagai Bulan dengan Suhu Terpanas dalam Sejarah
-
Sejarah Hari Ini: Peringatan Gempa Bumi Valparaiso, Chile 1906
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Surabaya Heboh! Consumer BRI Expo Tawarkan KPR Super Ringan
-
Dukung Akses Keuangan Merata, BRI Andalkan 1 Juta AgenBRILink dengan Transaksi Rp1.145 Triliun
-
Hadir di Medan, Regional Treasury Team BRI Tawarkan Solusi Keuangan Lengkap bagi Dunia Usaha
-
Hari Sungai Sedunia, BRI Satukan Generasi Muda Jaga Sungai Jaga Kehidupan
-
BRImo Naik Daun! 43,9 Juta Pengguna Nikmati Layanan Digital BRI