Akhirnya, sang istri seorang diri pergi untuk mencari buah lamun di sekitar pulau. Terlalu nikmat menyantap buah lamun, sang istri tidak menyadari bahwa hari semakin gelap dan air sudah semakin naik. Niat hatinya ingin pulang ke rumah, nyatanya kaki sang istri sudah berubah menjadi ekor dan akhirnya ia berubah menjadi duyung.
Maka, ada sebagian warga yang tidak ingin menyakiti duyung karena dulu merupakan bagian dari masyarakat setempat. Namun, seiring dengan waktu duyung bahkan pernah diburu dan disantap masyarakat setempat, karena mereka meyakini cerita itu hanya mitos.
Bawa Keberuntungan
Dwi Suprapti selaku Marine Megafauna Specialist justru mengatakan bahwa suatu keberuntungan jika ada dugong di suatu daerah karena populasinya yang langka dan sedikit.
“Ada padang lamun belum tentu ada dugong, jadi ketika dugong mau residensi disana maka sebuah keberuntung untuk daerah tersebut,” ungkapnya.
Baca Juga: Praktik Pasir Kuarsa Rempang di Pulau Kalimantan
Dengan tingkat populasi yang rendah, ternyata dugong juga merupakan salah faktor yang membantu penyuburan ekosistem lamun dari cara makan dan membuang kotorannya. Saat mencari makan, dugong akan mencangkul pasir disekitar lamun sehingga akan mengangkat nutrisi dan membuat tanah menjadi subur. Biji-biji dari lamun yang keluar dari kotoran dugong juga menjadi salah satu penyebaran bibit-bibit untuk menumbuhkan lamun baru.
“Semakin subur lamun, maka semakin banyak yang bisa memanfaatkannya. Terutama ikan-ikan kecil yang membutuhkan lamun sebagai tempat pemijahannya. Jika lamun tumbuh subur dan ikan-ikan banyak yang memijah disana, maka yang untung juga manusia,” ungkap Dwi.
Dwi juga menegaskan bahwa dugong memiliki nilai ikonik dan populasi yang langka. Apalagi tidak disetiap tempat dugong mau muncul dan kelihatan. Ketika dugong masih mau kelihatan maka artinya dia belum terganggu dan masih nyaman di tempat tersebut.
“Ketika nanti sudah ada gangguan, dugong tidak mau muncul lagi,” tegasnya.
Sekar Mira, seorang peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyoroti pentingnya pemahaman terkait eksplorasi sumber daya mamalia laut di Pulau Gelam, termasuk kehadiran dugong. Dalam pandangannya, kondisi mamalia laut di daerah tersebut mencerminkan sejauh mana lingkungan setempat berada dalam keadaan baik atau buruk.
Baca Juga: Modus Menggangsir Penerbitan SKT Pulau Gelam
"Jadi sebenarnya kondisi dari mamalia laut itu akan menjadi gambaran seberapa baik dan seberapa buruk lingkungan yang ada disana. Tentu saja ketika mereka terancam bahaya atau ada polusi yang membahayakan mereka, itu sama saja tidak aman juga untuk kita," ungkap Sekar.
Penelitian terhadap nilai ekologis lamun juga menjadi fokus Sekar. Lamun bukan hanya tempat tumbuhnya berbagai spesies laut, tetapi juga berfungsi sebagai nursery ground, yaitu area khusus di lingkungan perairan yang mendukung reproduksi dan pertumbuhan awal spesies ikan dan makhluk hidup lainnya. Selain itu, Sekar menyoroti peran koridor ekosistem, jalur penghubung antar habitat alami, yang mendukung pergerakan berbagai spesies.
"Nursery Ground sendiri merujuk pada area khusus di lingkungan perairan yang biasa dilakukan di habitat seperti terumbu karang, padang lamun, atau mangrove yang berfungsi sebagai tempat utama bagi spesies ikan dan makhluk hidup lainnya. Sedangkan koridor ekosistem berfungsi untuk menyediakan jalur pergerakan bagi berbagai spesies dan memungkinkan aliran genetik antara populasi yang terisolasi," jelas Sekar.
Sekar menekankan bahwa kerugian yang terjadi pada habitat lamun harus diimbangi dengan pendekatan kompensasi, seperti mendefinisikan kawasan alternatif yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam terhadap nilai ekologis lamun dan langkah-langkah kompensasi yang tepat menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan lingkungan di Pulau Gelam.
Berdasarkan Rencana Zonasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RPZ) Kendawangan, Pulau Gelam ditemukan memiliki luas padang lamun yang mencapai 1.211,434 hektar di bagian barat dan 238,075 hektar di bagian utara. Informasi ini menggambarkan kekayaan sumber daya alam di wilayah tersebut, namun sayangnya, keadaan padang lamun di Pulau Gelam dianggap kurang sehat.
Jenis lamun yang terdapat di Pulau Gelam ada tujuh yakni Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea serrulata, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Syringodium isoetifolium, dan Thalassodendron ciliatum dengan jenis yang mendominasi adalah Enhalus acoroides. Kondisi kurang sehat dari padang lamun ini menjadi perhatian serius, mengingat perannya yang sangat penting dalam ekosistem laut. Padang lamun di Pulau Gelam tidak hanya menjadi habitat bagi berbagai jenis lamun, tetapi juga memiliki fungsi sebagai daerah memijah dan bertumbuh (spawning and growing ground) bagi berbagai biota laut, khususnya ikan.
Berita Terkait
-
Praktik Pasir Kuarsa Rempang di Pulau Kalimantan
-
Modus Menggangsir Penerbitan SKT Pulau Gelam
-
Hadir di Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud, Ini Pesan Ahok untuk Anak Kalimantan
-
PJ Gubernur Harisson Ajak Warga Pilih Capres yang Dukung IKN, Netizen: NETRAL Sekali Anda!
-
Kronologi Kecelakaan Maut Antara Ambulans dan Truk Box di Jalan Trans Kalimantan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
Pilihan
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
-
Bocor! Jordi Amat Pakai Jersey Persija
-
Sri Mulyani Ungkap Masa Depan Ekspor RI Jika Negosiasi Tarif dengan AS Buntu
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
Terkini
-
Surat Perjalanan Istri Menteri UMKM Tuai Sorotan, Maman Abdurrahman Beri Penjelasan ke KPK
-
Pemutihan Pajak Kendaraan di Kalbar Dimulai: Bebas Denda, Diskon Hingga 50%!
-
BRI Komitmen untuk Perkuat Kontribusi terhadap SDGs dengan Berbagai Pencapaian
-
Tangguh Hadapi Persaingan, UMKM Kuliner Binaan BRI Ekspansi ke Pasar Internasional
-
Gandeng CIC Untan, Aston Pontianak Gelar 'Fun Chem 2025', Liburan Seru dan Edukatif untuk Anak-anak