Scroll untuk membaca artikel
Bella
Kamis, 22 Februari 2024 | 17:49 WIB
Ilustrasi Peci - Pedagang menjajakan deretan Peci di Condet, Jakarta Timur (19/5). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraKalbar.id - Peci diketahui merupakan aksesoris berbentuk topi kecil yang kerap digunakan oleh masyarakat Islam di Indonesia. Namun, keberadaan peci sendiri ternyata bukan berasal dari Indonesia karena memiliki sejarah yang dinilai cukup panjang.

Peci, topi kecil yang kini menjadi aksesori paling disukai, memiliki sejarah yang melibatkan perjalanan dan pengaruh dari berbagai belahan dunia.

Kata "peci" sendiri memiliki akar dari bahasa Belanda, yaitu "petje" atau "pece," yang artinya topi kecil yang sangat disukai. Tambahan kata "te" dalam bahasa Belanda memberikan nuansa "kecil" atau "disukai," menjadikan peci sebagai topi kecil yang diminati.

Asal-usul peci dapat ditelusuri hingga ke daerah Afganistan dan Kashmir. Jejak perjalanan peci ke Indonesia melibatkan perantara pedagang Arab dan India yang membawa serta kekayaan budaya dari tempat asalnya.

Baca Juga: Tingkatkan Inklusi Keuangan lewat BRImo, AgenBRILink, serta QRIS, Masyarakat Desa Air Lengit Kini Sejahtera

Meskipun bermula sebagai simbol status tinggi dan hanya bisa dipakai oleh pemimpin, pada abad ke-15, peci mulai meraih popularitas di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara, termasuk Brunei Darussalam dan Malaysia. Sejak saat itu, peci menjadi pilihan untuk semua lapisan masyarakat.

Tak hanya sekadar simbol status atau keberadaan, peci juga menjadi bagian dari perjalanan mode di Indonesia. Saat ini, kita dapat menemukan berbagai model peci yang dikembangkan dengan ciri khas budaya masing-masing, menjadikannya item fashion pelengkap untuk Outfit of the Day (OOTD).

Dari segi padu padannya, peci cocok dipadukan dengan berbagai jenis outfit, khususnya untuk tema formal look. Seiring berjalannya waktu, peci tidak hanya menjadi warisan budaya yang dijaga, tetapi juga menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Load More