SuaraKalbar.id - Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS) Kapuas Hulu menegaskan siap menertibkan aktivitas tambang emas ilegal yang merambah kawasan Taman Nasional di hulu Sungai Kapuas.
Kepala Balai Besar TNBKDS Kapuas Hulu, Sadtata Noor Adirahmanta, mengatakan bahwa kegiatan pertambangan emas ilegal tersebut mengancam keseimbangan alam dan mencemari lingkungan.
Tambang emas yang dilakukan tidak lagi secara tradisional, melainkan menggunakan mesin, membuat lubang, dan membongkar batu secara berpindah-pindah.
"Kami akan tertibkan bersama banyak pihak dan memberikan pemahaman kepada masyarakat setempat untuk mempertahankan kearifan lokal mendulang emas dengan cara tradisional," kata Sadtata di Putussibau Kapuas Hulu, Rabu.
Berdasarkan hasil pantauan petugas TNBKDS, lokasi tambang emas ilegal di kawasan Taman Nasional terdapat di dua desa, yaitu Desa Nanga Bungan dengan luas 0,36 hektare dan Desa Tanjung Lokang dengan luas 0,2 hektare.
Sadtata mengatakan pihaknya sedang melakukan komunikasi dengan masyarakat untuk memberikan pemahaman terkait dampak negatif dari aktivitas pertambangan emas ilegal tersebut.
"Pihak luar yang datang mengambil emas di Hulu Kapuas akan pergi jika emas sudah habis, dan yang tertinggal adalah kerusakan alam yang akan dinikmati masyarakat setempat," kata Sadtata.
Ia menekankan bahwa masyarakat Hulu Kapuas tidak dilarang untuk mengambil emas, tetapi harus menggunakan cara tradisional.
Jika ada pihak luar yang datang, mereka seharusnya hanya membeli emas hasil dari masyarakat setempat, bukan ikut menambang dengan cara yang merusak alam.
Baca Juga: Pemkab Kapuas Hulu Buka Pendaftaran Seleksi Pegawai PNS dan PPPK
"Tuhan sudah memberikan kita banyak sekali kekayaan alam dan tidak dilarang untuk dinikmati untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Sadtata. "Tetapi yang terjadi saat ini masyarakat sudah terkontaminasi pihak luar yang ingin meraup hasil emas yang banyak tanpa mau peduli dengan kerusakan lingkungan sekitarnya. Yang ada sekarang itu hanyalah keserakahan dan keseimbangan alam sudah rusak," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Pemkab Kapuas Hulu Buka Pendaftaran Seleksi Pegawai PNS dan PPPK
-
Kebakaran Melanda 2 Rumah Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu
-
12 Calon Jamaah Haji 2024 di Kapuas Hulu Masih Menunggu Kepastian Keberangkatan
-
350 Rumah Terdampak Banjir di Kecamatan Badau Kapuas Hulu
-
17 Orang Meninggal Dunia karena HIV di Kapuas Hulu
Terpopuler
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM Besar Terbaru Agustus 2025, Spek Gahar Cuma Rp 2 Jutaan!
-
Berkaca Kasus Nikita Mirzani, Bolehkah Data Transaksi Nasabah Dibuka?
-
Emas Antam Makin Terperosok, Harganya Kini Rp 1,8 Juta per Gram
-
Profil Riccardo Calafiori, Bek Arsenal yang Bikin Manchester United Tak Berkutik di Old Trafford
-
Breaking News! Main Buruk di Laga Debut, Kevin Diks Cedera Lagi
Terkini
-
BRI Taipei Branch Diresmikan: Layanan Perbankan Praktis untuk PMI di Taiwan
-
BRI Permudah Akses Hunian, Tawarkan Suku Bunga KPR 2,40% di Expo Bandung 2025
-
Peringati Kemerdekaan, BRI Tunjukkan 8 Langkah Nyata Perkuat Kesejahteraan dan Kemandirian Bangsa
-
BRI Bina Pengusaha Muda, Gulalibooks Menembus Pasar Literasi Anak Asia Tenggara
-
Produk UMKM Binaan BRI Tembus Bandara, Bukti Kualitas dan Daya Saing Lokal