Scroll untuk membaca artikel
Bella
Sabtu, 29 Juni 2024 | 13:06 WIB
Ilustrasi - Petugas pemadam kebakaran melakukan proses pendinginan lahan gambut yang terbakar di Desa Natai Baru, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (2/1/2023). [ANTARA FOTO/Ario Tanoto].

SuaraKalbar.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan serius terkait potensi kekeringan dan bahaya kebakaran di sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa pekan mendatang.

Menurut sistem monitoring cuaca BMKG, sejumlah kawasan yang termasuk Sumatera, Jawa-Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Papua Selatan telah dipantau dengan tingkat ketersediaan air yang rendah dan risiko kebakaran yang tinggi.

Prakirawan BMKG, Yuni Maharani, menekankan pentingnya untuk menghindari aktivitas pembakaran sampah atau pembuangan puntung rokok sembarangan guna mencegah kebakaran hutan dan lahan.

Dirinya juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi kekeringan meteorologis yang merupakan kondisi anomali iklim dalam bentuk berkurangnya curah hujan dalam jangka waktu bulanan, musiman, bahkan durasi waktu yang panjang.

Baca Juga: BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Pesisir Kalimantan Selatan

"Dampak kekeringan dapat berupa penurunan hasil panen dan gagal panen, berkurangnya pasokan air bersih, gangguan pada produksi listrik bertenaga air, keberlanjutan sumber daya air untuk produksi pertanian dan industri, serta kabut asap yang dapat mengganggu transportasi," katanya.

BMKG juga telah mengidentifikasi bahwa musim kemarau diprakirakan akan mulai melanda Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Maluku, Papua, serta Papua Selatan mulai dari 28 Juni hingga 4 Juli 2024. Daerah lain seperti Bali dan Nusa Tenggara juga menghadapi transisi serupa.

Untuk mengurangi dampak buruk dari kekeringan, BMKG telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) guna mengoptimalkan pengisian waduk dan meningkatkan ketersediaan air di daerah rawan terbakar atau gambut. Rekomendasi lainnya termasuk penyesuaian pola tanam dan pengelolaan air hujan melalui berbagai infrastruktur seperti tandon air, embung, dan sumur resapan.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menjaga kelestarian lingkungan demi menghadapi tantangan cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi akhir-akhir ini.

Baca Juga: Kebakaran Hanguskan 5 Rumah di Desa Parit Baru Kubu Raya

Load More