SuaraKalbar.id - Kualitas udara di Kubu Raya, Kalimantan Barat, berstatus tidak sehat pada Senin (22/7/2024) malam. Berdasarkan pantauan yang dilakukan Suara.com melalui aplikasi Info BMKG oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, status udara tidak sehat Kubu Raya mulai terjadi pada pukul 18.00-19.00 WIB.
Pada pukul 18.00 WIB, konsentrasi Particulate Matter (PM2.5) Kubu Raya mencapai angka 59.4, sedangkan pada pukul 19.00 WIB terjadi kenaikan mencapai angka 68.3, yang menunjukan kualitas udara masuk ke dalam status tidak sehat.
Sebagai informasi, Particulate Matter (PM2.5) merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer).
Pengukuran konsentrasi PM2.5 dilakukan BMKG menggunakan metode penyinaran sinar Beta (Beta Attenuation Monitoring) dengan satuan mikrogram per meter kubik (µm/m3).
Baca Juga: Kebakaran Hutan dan Lahan di Kubu Raya, Kalimantan Barat: 2 Titik Api Ditemukan
Menurut keterangan dalam aplikasi BMKG tersebut, kualitas udara dibagi menjadi 5 yaitu pada angka 0-15.5 menunjukan status udara baik, 15.6-55.4 status udara sedang, 55.5-150.4 status udara tidak sehat, 150.5-250.4 status udara sangat tidak sehat dan >250.4 menunjukan status udara berbahaya.
Status kualitas udara Kubu Raya diketahui sempat mengalami turun naik antara baik-sedang pada pukul 10.00-14.00 WIB. Namun secara spontan terjadi kenaikan drastis pada pukul 17.00 WIB hingga puncaknya pada pukul 19.00 WIB.
Saat berita ini dimuat, tim Suara.com masih berusaha untuk mengkonfirmasi pihak BMKG Kalimantan Barat terkait status kualitas udara tidak sehat di Kubu Raya tersebut namun belum mendapatkan jawaban.
Untuk diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak mendeteksi 165 titik panas di Kalimantan Barat (Kalbar) pada Senin (22/7/24). Dari angka tersebut, 7 titik panas berada di Kubu Raya.
Sementara itu, hingga Senin (27/7/24), kebakaran lahan dan hutan di Kubu Raya telah mencapai 50 hektare selama musim kemarau Juli 2024 ini.
BMKG Supadio Pontianak mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan, terutama di wilayah yang memiliki titik panas. Meskipun cuaca berawan dan hujan diharapkan dapat mengurangi risiko kebakaran, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan memantau informasi cuaca terbaru.
Berita Terkait
-
Jakarta Bernapas Lega: Kualitas Udara Membaik di Hari Lebaran! Kota Lain Bagaimana?
-
Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Masuk Kategori Sedang
-
Jangan Salah Pilih! Tips Membeli Air Purifier yang Sesuai Kebutuhan
-
Terungkap Alasan Kualitas Udara Jakarta Terus Bersih hingga Langit Cerah
-
Kualitas Udara Jakarta Membaik, Pernyataan Anies Soal 'Angin Tak Punya KTP' Diungkit: Terbukti?
Tag
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
-
Kronologi Pemerkosaan Jurnalis Juwita Sebelum Dibunuh, Terduga Pelaku Anggota TNI AL
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
Terkini
-
10 Wisata di Kalimantan Barat yang Cocok Dikunjungi Saat Libur Lebaran
-
Detik-Detik Perkelahian Maut di Sungai Rengas yang Membuat Pemuda 24 Tahun Meregang Nyawa
-
Tips Menjaga Konsistensi Ibadah Setelah Ramadan dan Pentingnya Puasa Syawal
-
BRImo Hadirkan Kemudahan Transaksi Digital Sepanjang Libur Lebaran 2025
-
Komitmen Perluas Inklusi Keuangan, 1 Juta AgenBRILink BRI Siap Tangani Transaksi dan Pembayaran