SuaraKalbar.id - Sampah medis jadi problem baru di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Terhitung sejak April hingga Juni, total keseluruhan sampah limbah B3 telah mencapai 984 kg dan diperkirakan akan terus bertambah.
Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Banjarbaru saat ini sudah menerapkan berbagai antisipasi sesuai ketetapan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Dalam hal ini, 4 pegawai honorer juga telah ditugaskan untuk mengangkut sampah maupun limbah B3 di wilayah Banjarbaru.
Tugas mereka membantu pihak terkait untuk membawa fasilitas kesehatan maupun di tempat khusus karantina yang disiapkan oleh pemerintah kota (Pemko) Banjarbaru.
Kepala Dinas LH Banjarbaru, Sirajoni, mengatakan empat pegawainya tersebut memiliki tugas dalam bidangnya masing-masing. Pasalnya, dalam proses pengangkutan sampah limbah B3, protokol kesehatan sangat dikedepankan termasuk sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan.
Baca Juga:Keluarga Menolak Dirujuk, Pasien Corona di Pinrang Kabur dari RS
“Kita mengerahkan 1 unit armada truk sampah, dengan dua orang petugas di dalammnya, 1 orang menjadi supir dan 1 orangnya lagi bertugas mengangkut sampah limbah B3. Lalu, kita juga kerahkan satu unit mobil penyemprot disifektan untuk melakukan steriliasi,” katanya melansir Kanalkalimantan.com, Rabu (8/7/2020).
Biasanya, sampah limbah B3 akan dikumpulkan dalam satu kantung plastik besar, lalu ditutup rapat. Sebelum dimasukan ke dalam truk, terlebih dulu sampah limbah B3 tersebut disemprot dengan carian disinfektan. Sampah tersebut kemudian dibawa ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Banjarbaru untuk dimusnahkan dengan cara dibakar.
“Petugas kita menggunakan APD lengkap. Setelah proses pengangkutan APD yang sudah digunakan petugas akan langsung dibuang. Kita juga kasih vitamin dan sampai saat ini, Alhamudlillah petugas kita baik-baik saja. ntuk pemusnahannya, itu sudah menjadi ranah pihak rumah sakit,” lanjut Sirajoni.
Berdasarkan data Dinas LH, sejak April – Juni, total sampah limbah B3 di Kota Banjarbaru sudah mencapai 984 kilogram. Penyumbang terbanyak sampah limbah B3 di kota itu berasal dari Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kalimantan Selatan yang merupakan tempat pelaksaanaan uji swab pasien terindikasi Covid-19.
“Khusus di bulan Juni, kita telah mengangkut 472 kg sampah limbah B3 berasal dari BTKL-PP sebanyak 412 kg dan LPMP sebanyak 60 kg. Jumlah ini meningkat dibandingkan pada April dan Mei yang hanya berkisar 305 kg. Tentu kita menyadari bahwa kasus Covid-19 di Banjarbaru, tiap harinya juga terus bertambah,” papar Sirajoni.
Baca Juga:11 Nama Unik Orang Indonesia Ini Bikin Salah Fokus, Salah Satunya Jashujan
Kekinian, kasus pasien virus corona di banjarbaru belum menunjukkan adanya tren penurunan. Terkait opsi penambahan armada, Sirajoni mengaku belum terpikirkan wacana tersebut.
“Saya pikir untuk penambahan armada, belum. Satu armada yang kita gunakan saat ini memiliki kepasitas 4 ton untuk mengangkut sampah limbah B3, jelas masih cukup. Bahkan, kalau terjadu peningkatan 3 kali lipat jumlah kasus Covid-19, kita masih sanggup dengan satu armada ini,” pungkasnya.
Berdasarkan data yang dibagikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Banjarbaru pada 8 Juli 2020, saat ini ada 275 kasus terkonfirmasi. Bertambah 4 kasus dari sehari sebelumnya.