SuaraKalbar.id - Usia Nenek Jumroh hampir 100 tahun. Tapi Nenek Jumroh maish jualan ketupan di Pasar Lama Banjarmasin.
Kini Nenek Jumroh berusia 97 tahun. Nenek Jumroh lumpuh total hingga matanya tak bisa melihat.
Nenek Jumroh hanya bisa terbaring lemah tak berdaya di kasurnya.
Kecelakaan yang menimpanya setahun lalu membuat kakinya lumpuh dan indera penglihatannya tak lagi berfungsi.
Baca Juga:Kakek Tajir Kalimantan Tewas Dibunuh, Emas dan Intan Rp 100 Juta Dirampok
Nenek Jumroh tinggal bersama cucunya di jalan Sungai Jingah No 14 RT 016, Kelurahan Surgi Mufti, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Setahun lalu Nenek Jumroh masih mencari nafkah sebagai penjual ketupat di Pasar Lama Banjarmasin.
Meski tak bisa lagi melihat, Nenek Jumroh adalah seorang pekerja keras. Dibantu sang cucu, ia tetap membuat dan berjualan ketupat di Pasar Lama menjaga dapur tetap mengepul.
“Nenek saya pulang dari pasar mengalami kecelakaan, jatuh dari becak membuat kepalanya terbentur. Karena benturan itulah sekarang ingatan dan ucapan nenek saya agak ngawur,” ucap Zaini, cucu nenek Jumroh.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup, Zaini bekerja sebagai seorang guru honorer di salah satu sekolah di kota Banjarmasin.
Baca Juga:Bocah SMP Ditikam Teman, Gegara Pinjam Sepeda Motor Tanpa Izin
Pandemi virus corona yang telah berlangsung sejak beberapa bulan lalu kini memaksa dirinya hanya bisa berdiam di rumah.
“Untuk makan sehari-hari, Alhamdulillah masih banyak yang membantu kami,” aku Zaini.
Guna membantu kebutuhan hidup Nenek Jumroh dan Zaini, Rumah Yatim Area Kalimantan pun memberikan bantuan.
Zaini yang mewakili sang nenek mengaku senang dan berterima kasih atas bantuan tersebut.
“Walaupun bantuan yang diberikan Rumah Yatim ini tidak seberapa, tetapi paling tidak bisa membantu meringankan beban hidup nenek Jumroh dan cucunya,” tutur Indra, Manajer Rumah Yatim Area Kalimantan.