2 Pihak yang Melaporkan Gus Nur ke Polisi karena Bongkar NU Era Jokowi

Pernyataan tersebut mencemarkan nama baik NU dan merupakan ujaran kebencian.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 22 Oktober 2020 | 07:52 WIB
2 Pihak yang Melaporkan Gus Nur ke Polisi karena Bongkar NU Era Jokowi
Gus Nur (dok pribadi)
Gus Nur (dok pribadi)
Gus Nur (dok pribadi)

"Setelah saya dari para generasi muda NU diperlihatkan konten Youtube Refly Harun, yang saya pikir sudah menyebar luas di mana-mana itu," ucap Ki Matin Syarkowi kepada awak media usai membuat laporan di Mapolda Banten, Rabu (21/10/2020) petang.

"Sebagai narasumber adalah Gus Nur, dia itu memang kuat dugaan ada ujaran kebencian. Ini otomatis didalamnya juga ada fitnah, jelas akan menimbulkan rasa permusuhan," sambungnya.

Ia juga menyebut, ada penipuan besar yang dilakukan oleh Gus Nur melalui narasi yang disampaikan Gus Nur terkait ia pusing usai turun dari bis, sebagai analogi NU.

Ia berpendapat, Gus Nur bukanlah penumpang di NU melainkan penumpang gelap.

Baca Juga:Makin Panas! Gus Nur Dipolisikan Pemuda NU dan 5 Ormas di Banten

"Betapa bencinya Gus Nur terhadap seluruh warga NU, karena dia menyebut penumpang, lali ini kan saya menafsirkan, menganggap bahwa NU itu dituduh dan difitnah oleh si Gus Nur itu sebagai peminum karena ada kata mabok dan teler. Kemudian buka aurat seolah kita main telanjang, porno, perokok dan lain-lain," ungkapnya.

Ayub Junaidi yang dikawal anggota Banser NU saat melaporkan Gus Nur ke Polres Jember. (Beritajatim.com)
Ayub Junaidi yang dikawal anggota Banser NU saat melaporkan Gus Nur ke Polres Jember. (Beritajatim.com)

Polemik Gus Nur mencuat saat sesi wawancara dengan Refly Harun dalam sebuah channel youtube. Gus Nur mengibaratkan NU sebuah bus yang di dalamnya berisi orang liberal, mabuk dan suka dangdutan.

Dalam video itu, awalnya Gus Nur menceritakan pandangannya tentang NU. Sampai akhirnya Gus Nur mengaku sering bersentuhanetika dirinya mulai berdakwah. Gus Nur mengaku kala itu sering dikawal banser dan hubungannya dengan NU sangat baik.

"Sebelum saya mendapat hidayah, saya nggak paham apa itu NU kultural, apa itu NU struktural. Yang saya tahu, saya NU, mbah saya NU, itu saja. Pokoknya NU, gitu aja. Dan itulah pemahaman Nadhliyin pada umumnya," terang Gus Nur dalam wawancara tersebut.

"Tapi setelah rezim ini lahir, 180 derajat berubah," ucap Gus Nur.

Baca Juga:Bongkar 'Borok' NU Era Jokowi, Gus Nur Dicari Warga Nahdlatul Ulama Banten

"Saya ibaratkan NU itu sekarang bus umum, sopirnya mabuk, kondekturnya teler, kernetnya ugal-ugalan dan penumpangnya itu kurang ajar semua. Perokok juga, nyanyi juga, buka-bukaan aurat juga, ndangdutan juga," tambah Gus Nur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini