SuaraKalbar.id - Ulama terpandang Indonesia, Quraish Shihab menyebutkan warga boleh merayakan Maulid Nabi Muhammad. Namun dengan cara kebaikan.
Hanya saja Quraish Shihab mengatakan masih ada pro kontra perayaan Maulid Nabi Muhammad. Sebab memeringati Maulid Nabi sendiri bukan ibadah murni, namun tetap mendapat pahala lantaran telah mensyiarkan Nabi Muhammad kepada banyak orang.
Quraish Shihab berpendapat, sebelum mencintai sesuatu, seseorang harus terlebih dulu mengenal dan memahaminya. Dengan merayakan Maulid, orang lain menjadi kenal dengan Nabi Muhammad.
“Jangankan membicarakan tentang kehebatan Nabi, atau tentang ajaran Nabi. Maaf-maaf, hubungan mesra antara suami istri itu dapat pahala. Apalagi ini (Maulid Nabi),” ujar Quraish Shihab.
Baca Juga:Cuti Bersama Libur Panjang, 147 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta
Lebih jauh, tokoh intelektual Islam sekaligus pendiri Pusat Studi Al Quran itu memastikan, Nabi Muhammad sendiri acap ‘merayakan’ hari kelahirannya.
Yakni dengan melakukan ibadah puasa. Maka, secara tak langsung Quraish berpendapat, merayakan hari kelahiran sebenarnya tak masalah, asalkan melalui cara-cara baik.
“Dalam Shahih Muslim ditanya Nabi ‘kenapa Nabi berpuasa pada hari Senin?’ Beliau menjawab ‘itulah di mana hari aku lahir,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Quraish Shihab mengatakan, perayaan Maulid Nabi sebenarnya sudah ada sejak lama, namun baru dibuat meriah pada zaman Dinasti Abbasiyah. Khususnya, di masa kekhalifahan Al-Hakim Billah.
“Dia (Al-Hakim Billah) merayakan Maulid Nabi dengan keluar bersama permaisurinya dengan mengenaikan pakaian yang indah,” kata dia.
Baca Juga:Jelang Maulid Nabi Muhammad SAW, Disbudpar Batam Ambil Langkah Tegas
Di Indonesia sendiri, Maulid Nabi biasanya diperingati dengan berbagai bentuk perayaan.
Menariknya, setiap daerah atau budaya, punya cara tersendiri untuk mengenang kelahiran sosok paling berpengaruh dalam ajaran Islam tersebut.