Kapuas Hulu Tingkatkan Kesiagaan, 12 Desa Rawan Karhutla

Sudah ada beberapa langkah dilakukan dalam mengantisipasi karhutla.

Husna Rahmayunita
Rabu, 24 Februari 2021 | 18:15 WIB
Kapuas Hulu Tingkatkan Kesiagaan, 12 Desa Rawan Karhutla
Ilustrasi Karhutla. [Antara]

SuaraKalbar.id - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu Kalimantan Barat Gunawan menerangkan pihaknya terus mengupayakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Terlebih di ketahui, di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat ada 12 desa di enam kecamatan yang rawan karhutla.

Dia merujuk pada Surat Keputusan (SK) Kementerian LHK tersebut nomor 5/PKHL/PP.4/1/2017 daerah rawan karhutla.

Dalam surat itu diterangkan 12 desa rawan karhutla di antaranya Desa Sepandan Kecamatan Batang Lupar, Gudang Hulu, Gudang Dalam danGudang Hilir Kecamatan Selimbau, Desa Suhaid Kecamatan Suhaid, Nanga Seberuang Kecamatan Semitau, Desa Ranyai Hilir Kecamatan Seberuang, Pulau Bergerak Pena, Pangeran, Bongkong I, Nanga Luar dan Desa Kampung Baru Kecamatan Silat Hilir.

Baca Juga:Siak Diselimuti Kabut Asap Tipis dalam Dua Hari, Alat ISPU Rusak

Menurut dia, selain data daerah rawan Karhutla dari SK Kementerian LHK juga ada data lain melihat kejadian karhutla sebelumnya yang pernah terjadi, seperti di Kecamatan Putussibau Selatan, Batang Lupar, Bunut Hulu, Kecamatan Empanang.
 
" Dari setiap kecamatan memang ada titik-titik rawan dan pernah terjadi karhutla, seperti halnya di Kecamatan Batang Lupar daerah Danau Sentarum, itu juga pernah terjadi karhutla," kata Gunawan kepada Antara.
 
Gunawan menyebut pihaknya sudah mengikuti rapat secara virtual dengan Presiden Jokowi bersama jajaran menteri lainnya membahas penanggulangan karhutla, Senin (22/2/2021).
 
Untuk di Kapuas Hulu, kata Gunawan, sudah ada beberapa langkah dilakukan dalam mengantisipasi karhutla tersebut diantaranya mendirikan Posko Siaga Karhutla, melaksanakan imbauan hingga ke tingkat desa serta melibatkan Masyarakat Peduli Api (MPA).
 
"Kami bersama tim gabungan sudah menyiapkan langkah penanggulangan termasuk juga sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam mengatasi karhutla," kata Gunawan.
 
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga agar tidak terjadi karhutla pada musim panas serta puncak musim kemarau mendatang.
 
"Semua aktivitas serta titik panas (hot spot) itu terpantau langsung oleh pusat menggunakan satelit, makanya kita sama-sama menjaga jangan sampai terjadi karhutla, karena dampak karhutla sangat luas dalam kehidupan," pungkas Gunawan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini