SuaraKalbar.id - Satu mobil terpaksa diapungkan menggunakan drum saat dievakuasi dari lokasi banjir di wilayah Desa Kenyauk, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang.
Menurut keterangan warga sekitar, mobil yang terpaksa diapungkan tersebut sudah terrendam banjir selama dua minggu.
"Ini mobil warga sini. Sudah terendam selama dua minggu sejak awal banjir. Air sudah sampai masuk ke mesin," kata warga setempat kepada Suara.com, Rai Pratiwi pada Kamis (11/11/2021).
![Warga mengapungkan mobil akibat Banjir Sintang, menggunakan drum untuk dipindahkan ke tempat yang aman. [Rai Pratiwi untuk SuaraKalbar.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/11/80499-warga-mengapungkan-mobil-akibat-banjir-sintang-menggunakan-drum.jpg)
Ia mengemukakan, banyak akses jalan di desanya yang terputus sehingga tidak bisa dilewati mobil sejak awal banjir melanda. Karena itu, sebagian warga membiarkan mobil-mobilnya diparkirkan di garasi.
Baca Juga:Banjir Besar di Sintang, Mobil Boks Jadi Kendaraan Amfibi untuk Evakuasi Warga
Namun tanpa diduga, air begitu cepat naik ke permukaan. Sehingga warga tidak keburu memindahkan mobilnya ke dataran yang lebih tinggi.
"Karena setiap tahun pasti banjir di desa ini, jadi dikira tak bakal sampai setinggi ini banjirnya. Ternyata banjir tahun ini tinggi sekali. Jadi mobil-mobil yang dibiarkan di garasi, terendam selama dua minggu," jelasnya.
Ketinggian air dari permukaan tanah mencapai kurang lebih tiga meter. Sedangkan dalam rumah warga, air sudah setinggi pinggang orang dewasa, termasuk rumahnya, yang ikut terendam.
"Di sini rata-rata rumah panggung karena tepian Sungai Kapuas. Paling dalam di rumah sudah ada yang di atas pinggang. Dalam rumah saya, air sudah sepinggang. Tiang rumah dari permukaan satu meter setengah," kata Rai.
Ia mengatakan, ada enam RT di desanya yang terendam banjir berada di pinggiran Sungai Kapuas. Sementara RT di kawasan lain, masih aman dari banjir.
Baca Juga:Kisah Warga Gunakan Mobil Boks untuk Membantu Evakuasi Korban Banjir Sintang
"Daerah RT lain, di atas (dataran tinggi). Jadi banyak warga yang sudah simpan kendaraan di daerah atas untuk keluar masuk belanja dan lain-lain. Paling aktivitas warga menoreh karet yang sudah lumpuh total karena kebun mereka sudah terendam," katanya.
Ada 1,661 keluarga yang terdampak banjir di 11 desa wilayah Kecamatan Sepauk. Banjir yang melanda di Kecamatan Sepauk tersebut disebabkan luapan Sungai Kapuas dan Sungai Sepauk.
Kapolsek Sepauk Ipda Heru Woldy menjelaskan, berdasarkan monitoring anggotanya di lapangan, debit air mengalami peningkatan pada kawasan hulu Sungai Sepauk.
Sedangkan desa yang berada di hilir Sungai Sepauk, kondisi debit air kembali meningkat dan diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini dikarenakan peningkatan debit air di aliran Sungai Kapuas maupun Sungai Sepauk.
Desa yang berada di hilir Sungai Sepauk dan bantaran Sungai Kapuas, saat ini mengalami peningkatan debkt air. Di pemukiman dan jalan utama, air sudah setinggi antara 80 centimeter sampai 3 meter.
Menyikapi ini, Polsek Sepauk terus memberikan imbauan kamtibmas pada masyarakat yang terdampak banjir. Mengingat masih terjadinya curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi di daerah hulu sungai.