SuaraKalbar.id - Pohon Mei Hua merupakan salah satu pohon yang memiliki makna keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa.
Tak heran jika pohon Mei Hua selalu ada di rumah atau bangunan masyarakat etnis tionghoa yang merayakan Imlek.
Salah satu pembuat pohon Meihua yang ada di Pontianak, Asong (52) mengatakan, dirinya sudah menekuni pembuatan pohon Mei Hua ini selama 10 tahun.
Dirinya menyebut jika pohon ini sangatlah penting bagi masyarakat Tionghoa, terutama saat merayakan Imlek. Pohon Meihua juga dipercayai memiliki makna keberuntungan sejak zaman dahulu kala.
Baca Juga:Sejarah Hari Imlek yang Berusia 3.500 Tahun hingga Perayaannya di Indonesia
"Meihua mempunyai makna keberuntungan, dari jaman dulu kepercayaan nenek moyang kita, tapi kalau dulu pakai daun cengkodok, sekarang sudah modern banyak di variasikan dengan bunga-bunga kecil dan juga memiliki warna yang khas yakni merah muda, tapi makna nya tetap sama tidak ada yang berubah terkecuali pohonnya saja yang nampak beda dari jaman dulu," kata Asong (30/1/2022).
Menurut Asong, meski tahun ini dirinya sedikit terlambat membuka lapak, hal tersebut tidak berpengaruh terhadap permintaan pesanan hasil produksinya.
"Saya tahun ini terlambat membuka lapak, dikarenakan saya fokus kerjakan yang dirumah, karena itu saya baru bisa melapak," jelasnya.
Pohon Mei Hua ini bertahan hingga 5 tahun ke depan dan tiap tahun nya tetap ada yang memesan hingga dirinya tidak mengalami penurunan omset penjualan pada saat pandemi.
"Sudah bikin selama 10 tahun dan lancar-lancar saja, karena soalnya kan bunga ini memang setiap rumah pasti memiliki pohon ini, memang daya beli nya berbeda-beda ada yang lebih murah dan ada yang lebih mahal tergantung dari bahan yang digunakan aja," terangnya.
Asong juga menjelaskan jika bahan dasar pembuatan pohon Meihua ini terdiri dari kayu bakau dan juga kawat, alasan dirinya memili kayu tersebut yakni bisa bertahan lama dan juga mudah di dapatkan.
Ada bermacam-macam ukuran yang dibuatnya dari yang kecil hingga yang besar.
"Kayu nya terbuat dari asli kayu alam , nama kayunya yakni akar pohon bakau, kalau untuk pembuatan pohon nya, 1 pohon bisa 3 hari kalau yang kecil dengan ukuran 1 meter bisa 2 hingga 3 buah perharinya, tetapi kalau yang 3 meter lebih bisa memakan waktu sekitar 2 sampai 3 hari untuk 1 pohonnya, memang memakan waktu sekitar 2 sampai 3 hari karena menggunakan bahan dasar kawat yang memang perlu di ukir, saya beli bahan nya di toko bangunan," paparnya.
Dirinya menyebut, jika warna yang digunakan yakni untuk daun-daunnya warna yang khas pink muda, tetapi dirinya membuat sesuai dengan permintaan konsumen.
Ia pernah mengkombinasikan warna-warni untuk pohon Mei Hua ini, namun daya tarik untuk pembeli sangatlah kurang.
"Warna yang biasa dibuat khas pink muda lebih laris juga dari jaman dulu warna pink muda, sekarang banyak warna tergantung permintaan konsumen, sempat membuat kombinasi warna namun tidak laku," ucapnya.
Pedahal menueut Asong, warna-warna tersebut tidak mengubah makna dari pohon Meihua.
Untuk harga pohon Mei Hua sendiri yakni berkisar dari Rp 300 ribu hingga Rp 3 juta rupiah, tergantung dari ukuran dan bentuk pohon Mei Hua sendiri.
"Untuk harga 300 sampai 3 jutaan dan pengiriman saya yakni, Kabupaten Sintang, Nangapinoh, Sanggau, saya masih mengirim dalam pulau Kalimantan belum pernah ke luar Kalimantan," tuturnya.
Dirinya berharap agar kedepannya bisa lebih meningkat untuk penjualan pohon Mei Hua ini, dan juga dirinya agar bisa mengirim ke luar-luar pulau Kalimantan.
Kontributor: Rabiansyah