SuaraKalbar.id - Akibat penyerangan Rusia terhadap Ukraina, beberapa negara memberikan berbagai sanksi terhadap Rusia. Namun, sanksi tersebut kemudian dibalas oleh Presiden Vladimir Putin dengan memerintahkan larangan pinjaman valuta asing dan transfer oleh warga Rusia ke luar negeri.
Larangan itu dilakukan Moskow setelah Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan bahwa Inggris akan mengunci Sberbank Rusia dari kliring sterling dan menjatuhkan sanksi pada tiga bank lain. Liz Truss juga mengatakan bahwa akan ada pembekuan aset penuh pada pemberi pinjaman Rusia dalam beberapa hari ke depan.
Tidak hanya itu, pemerintah Inggris juga meminta warganya untuk tidak melakukan semua perjalanan ke Rusia dan memerintahkan otoritas pelabuhan di negara itu untuk melarang kapal apa pun milik Rusia guna meningkatkan tekanan terhadap Moskow.
Akibatnya, mata uang Rubel Rusia jatuh tajam pada perdagangan Senin pagi. Bank Sentral Rusia menaikkan lebih dari dua kali lipat suku bunga utamanya menjadi 20 persen sebagai langkah darurat setelah Barat memberlakukan sanksi ekonomi lebih lanjut selama akhir pekan.
Baca Juga:Pemilik Chelsea Roman Abramovich akan Terlibat dalam Perundingan Antara Rusia dan Ukraina
Ini termasuk keputusan Barat untuk membekukan cadangan mata uang utama Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sanksi Barat ini berpotensi menghancurkan stabilitas keuangan negara itu.ANTARA