Polisi Ungkap Kronologi Penemuan Mayat di Lokasi Karhutla, Diduga Kelelahan dan Kehabisan Oksigen Saat Padamkan Api

Kapolres Kubu Raya AKBP Jerrold Kumontoy menjelaskan, korban berinisial AH (64) yang sebelumnya pamit kepada istrinya untuk pergi ke lahan di Dusun Wonodadi.

Bella
Jum'at, 04 Maret 2022 | 16:21 WIB
Polisi Ungkap Kronologi Penemuan Mayat di Lokasi Karhutla, Diduga Kelelahan dan Kehabisan Oksigen Saat Padamkan Api
Lokasi penemuan mayat di area Karhutla di Kubu Raya/istimewa

SuaraKalbar.id - Warga Dusun Wonodadi, Desa Arang Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya sempat dihebohkan atas penemuan mayat di area lokasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada Kamis (3/3/2022).


Kapolres Kubu Raya AKBP Jerrold Kumontoy menjelaskan, korban berinisial AH (64) yang sebelumnya pamit kepada istrinya untuk pergi ke lahan di Dusun Wonodadi.


"Sekitar jam 19.50 WIB mendekati jam 20.00 wib, itu berawal dari adanya telepon kepada saksi yang ada di situ namanya pak Mahawardi, dimana yang menelpon ini adalah istrinya AH atau si korban ini. Istrinya mencari korban dan menelpon kepada pak Mahawardi di mana ini sebagai yang dituakan di komplek tersebut, menanyakan kenapa suaminya belum pulang sampai jam melewati magrib," kata Kapolres di halaman Polres Kubu Raya, Jum'at siang (4/3/2022).


Usai melakukan pencarian yang memakan waktu hampir satu jam, mereka menemukan motor AH yang sedang terparkir rapi tak jauh dari lokasi. Didapatilah AH sudah dalam kondisi tak bernyawa, dengan posisi terlungkup.

Baca Juga:Kisah Liliyanti, Selamatkan Buah Hati Saat Karhutla Menjalar ke Rumahnya, Sementara Suami Padamkan Api di Lokasi Lain


"Pak hardi ini dibantu beberapa orang mencari dimana menjadi lokasi lahannya si korban, dan pada saat proses pencarian mereka menemui motor AH, sempat hampir memakan waktu satu jam dan akhirnya mereka menemukan korban dengan kondisi telungkup dan sudah meninggal dunia," jelas Kapolres.


Usai mendapatkan laporan dari warga, pihak Kepolisian Polres Kubu Raya langsung mendatangi lokasi tersebut untuk membawa korban ke rumah sakit Bhayangkara, demi menjalani proses visum.


"Memang kita ketahui bersama hasil penyidikan bahwa memang si korban ini memiliki lahan 20x800 hampir 1,6 hektare di wilayah Dusun Wonodadi," ungkapnya.


Menurut keterangan dari saksi, sebelumnya pada saat diketahui ada titik hotspot di lokasi sekitar lahan milik korban, saksi sempat memanggil korban untuk menjauh dari lokasi tersebut, namun tidak ada jawaban sama sekali dari korban.


"Tidak jauh dari 1 kg memang disitu ada titik hotspot dan sudah ada tim yang sudah bekerja bahkan pak Bupati pun ada di sana untuk pemadaman. Pukul 15.00 wib itu, ada warga pak mahawardi ini kebetulan memanggil-manggil si korban ini dan pada saat itu tidak ada suara. Nah, kita menduga kemungkinan korban ini sebelum jam itu sudah pingsan dan karena keterbatasan oksigen yang sudah penuh dengn asap," paparnya.

Baca Juga:Hampir 35 Hektare Lahan Gambut di Kubu Raya Terbakar, Lanud Supadio dan Tim Siaga Cegah Bencana Kabut Asap Meluas


Kapolres juga menjelaskan jika penyebab kematian AH saat ini belum diketahui pasti, namun diduga AH sempat melakukan pembakaran lahan miliknya. Diperkirakan, dengan cuaca yang cukup panas dan juga angin yang cukup kencang maka api tersebut cepat menyambar ke titik-titik lainnya.


"Korban pada saat itu sedang melakukan bercocok tanam kalau dilihat dari barang bukti yang kita temukan, terus kalau dilihat lagi dirinya sedang berusaha memadamkan api, nah ini semuanya masih dalam proses penyidikan," tuturnya.


Diketahui, korban memiliki riwayat penyakit dan telah berusia lanjut.


"Korban sudah terlalu sepuh, seprtinya kecapean dan dengan kondisi yang cukup terik, kemungkinan korban ini meninggal karena kepanasan dan mungkin sakit yang diderita sehingga korban pingsan dan meninggal dunia," terangnya.


Dari hasil visum yang di lakukan korban memiliki beberapa luka bakar, yakni di wajah, tangan, punggung, bokong, dan di kaki dan barang bukti yang ditemukan yakbi berupa, parang, dirigen, korek api dan pakaian ganti beserta motor yang ada di lokasi .


"Kita tidak bisa menyampaikan proses lebih lanjut karena korban ini sesuai dengan permintaan keluarga tidak bisa di autopsi, jadi penyebab kematian untuk sementara yakni luka bakar, juga keluarga sudah menerima dengan ikhlas," paparnya.


Sementara ini Kabupaten Kubu Raya cukup tinggi untuk titik hotspot nya, sehingga pihak kepolisian sendiri masih terus melakukan upaya-upaya penyelidikan terhadap penyebab terjadinya Karhutla.


Apakah dibakar dengan sengaja atau faktor cuaca, dan jika terdapat masyarajat melakukan pembakaran lahan dengan sengaja, maka pihak kepolisian akan memberikan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.


"Artinya apakah itu dibakar dengan sengaja, karena memang sebelum-sebelumnya pada saat api muncul, kita selalu mengimbau dalam kondisi seperti ini puntung rokok aja apabila dia tidak mematikan dan dia buang sembarangan itu bisa tersulup. Ataupun kebiasaan-kebiasaan warga, dengan melakukan membakar-bakar ranting itu bisa memicu, ini yang lagi kita dalami soalnya yang terjadi di sekitar sini tidak jauh dari sekitar pemukiman,"pungkasnya.

Kontributor: Rabiansyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini