SuaraKalbar.id - Usai menerima kunjungan kehormatan Parlemen Jepang di sela-sela kegiatan Sidang Majelis Ke-144 Inter-Parliamentary Union (IPU) di BICC, Nusa Dua, Bali, Senin (21/3/2022), kini giliran Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel yang akan berkunjung ke negeri sakura itu.
Akhir Maret, Rachmat Gobel dijadwalkan berkunjung ke Jepang menemui langsung para pengusaha setempat dan menjelaskan mengenai pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang merupakan salah satu proyek strategis nasional.
“Akhir bulan ini saya akan berangkat ke Jepang,” ujar Rachmat Gobel saat ditemui usai menerima Delegasi Parlemen Jepang yang dipimpin Tanaka Kazunori mengutip Antara, Senin (21/3/2022).
Gobel menjelaskan, Indonesia berharap para pemodal yang diharapkan berinvestasi di pembangunan IKN adalah mereka yang punya visi keberlanjutan (sustainability).
Baca Juga:Banyak Kasus Penipuan Robot Trading Polisi Terima 246 Aduan dari Masyarakat
Adapun menurut Gobel, Jepang memiliki komitmen terhadap pembangunan yang berkelanjutan.
“Otomatis investasi Jepang itu mereka (perhatian) sekali dengan masalah iklim, misalnya dalam membangun kota, kita mendorong mereka untuk (terlibat) membangun smart city. Teknologi-teknologi mereka untuk smart city banyak sekali,” terangnya.
Sementara, dalam pertemuan itu, Delegasi Parlemen Jepang menyambut baik permintaan Indonesia.
"Saya membahas pertama tentang bagaimana peningkatan investasi Jepang di Indonesia. Tidak hanya investasi, tetapi untuk mendukung program-program Pemerintah Republik Indonesia, termasuk proyek-proyek strategis seperti IKN,” katanya.
Meski begitu, Rachmat Gobel meyakini Indonesia perlu terus meyakinkan Jepang, termasuk di antaranya pemerintah dan para pemodal di negara itu.
Baca Juga:Dorong Akuntabilitas, KPK Bentuk Satgas untuk Dampingi Pembangunan IKN Nusantara
“Saya kira ini akan menjadi positif buat mereka tinggal bagaimana kita bisa meyakinkan lebih jauh lagi dengan para investor di Jepang,” katanya.
Dirinya mengakui selama ini komunikasi dengan Jepang, terutama pemerintah dan para investor terkendala adanya pandemi COVID-19.
Memurutnya, komunikasi hanya mungkin dilakukan lewat sambungan virtual, sementara penjajakan untuk kerja sama hanya efektif dilakukan lewat tatap muka.
"Yang saya tahu, kalau dengan Jepang harus bertemu langsung, mesti dialog langsung menjelaskan untuk meyakinkan mereka (agar) mau investasi. Jadi harus lebih agresif kita menjelaskan,” kata dia.