SuaraKalbar.id - Berburu takjil menjelang berbuka puasa sudah seperti "budaya" bagi masyarakat Indonesia selama bulan suci Ramadhan. Takjil yang diburu pun memiliki aneka ragam jenis dan rasa, mulai dari asin, gurih, hingga segar dan manis.
Salah satunya yaitu Ce Hun Tiau, minuman khas Tionghoa yang tentu tidak asing lagi ditelinga masyarakat kota Pontianak.
Nama Ce Hun Tiau sendiri berasal dari bahasa Tio Ciu yang memiliki makna "Ce" artinya ubi, "Hun" artinya tepung, dan "Tiau" artinya balok. Nama ini ditunjukkan kepada 'bintang' utama dari minuman tersebut yaitu sebuah adonan tepung berbahan dasar tepung sagu yang dibentuk memanjang dan kemudian dipotong dengan ukuran yang lebih pendek.
Selain sang bintang utama Ce Hun Tiau, minuman ini biasanya juga berisikan bongko, ketan hitam, kacang merah, dan cincau yang kemudian disiram dengan kuah santan dan gula merah cair. Untuk menambah kesegaran, minuman ini juga bisa disajikan dengan es batu.
Baca Juga:6 Makanan Buka Puasa Khas Cilacap Terfavorit, Rasanya Enak dan Cukup Mengenyangkan
Minuman dengan berbagai isian topping ini tentu sangat cocok dikonsumsi usai menjalankan puasa karena memiliki cita rasa manis dan segar yang tentunya memanjakan tenggorokan.
Di kota Pontianak, minuman ini banyak ditemukan disepanjang jalan WR. Supratman yang dijual menggunakan gerobak oleh pedagang kaki lima dengan kisaaran harga mulai dari Rp. 8.000 - Rp. 12.000 rupiah per porsinya.
Kontributor: Maria