SuaraKalbar.id - Presiden Joko Widodo menemukan harga minyak goreng curah di pasaran belum susai dengan kebijakan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.
Atas temuan tersebut, dirinya pun berpendapat bahwa memang ada ‘permainan’ sehingga harga minyak goreng belum sesuai HET.
"Di pasar saya lihat minyak curah banyak yang belum sesuai dengan HET yang kami tetapkan. Artinya, memang ada permainan," ungkap Jokowi melansir Antara.
Apa yang disampaikan presiden selaras dengan kenyataan tertangkapnya empat orang sebagai tersangka terkait kasus minyak goreng.
Dirinya pun meminta agar aparat penegak hukum mengusut tuntas perkara dugaan korupsi ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil) yang menyebabkan kelangkaan minyak goreng.
"Kemarin, (Selasa, 19/4), Kejagung sudah menetapkan empat tersangka urusan minyak goreng ini; dan saya minta diusut tuntas sehingga kita bisa tahu siapa ini yang bermain," ungkap Presiden seperti disaksikan dalam video di akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu.
Presiden memberikan keterangan pers dan menyoroti penetapan empat tersangka yang berkaitan dengan kasus minyak goreng oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) usai mengunjungi Pasar Bangkal Baru di Sumenep, Jawa Timur, Rabu.
Presiden Jokowi menilai minyak goreng masih menjadi permasalahan di tengah kebutuhan masyarakat terhadap komoditas itu.
Pemerintah pun berupaya memberikan subsidi bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng sebesar Rp300 ribu per penerima selama tiga bulan, periode April hingga Juni 2022, agar daya beli tetap terjaga di tengah kenaikan harga minyak goreng.
Harga CPO dunia memang mengalami peningkatan, sehingga perusahaan produsen minyak sawit di dalam negeri cenderung melakukan ekspor dengan memanfaatkan harga CPO yang sedang tinggi tersebut.
"Kecenderungan produsen itu pengennya ekspor, memang harganya tinggi di luar," katanya.