SuaraKalbar.id - Baru-baru ini video milik seorang kreator TikTok tengah viral di sosial media usai dirinya membagikan moment ketika mengunjungi sebuah restoran bawah tanah dalam gua yang berlokasi di Pecatu, Kuta, Bali.
Menurut informasi yang disampaikan kreator tersebut, Gua alami yang ditemukan pada tahun 2013 lalu saat pembangunan villa sekitar tersebut diperkirakan sudah terbentuk sejak ratusan juta tahun lalu.
Bahkan sang kreator juga menyebutkan tiap inci stalaktit (batu yang terbentuk di atap gua dan meruncing kebawah) dalam gua tersebut membutuhkan waktu 300 tahun pembentukannya.
Sambil memberikan penjelasan, sang creator turut menampilkan beberapa cuplikan singkat gua restoran yang ia kunjungi, sekilas memang sangat indah ditambah dengan beberapa furnitur serta berbagai makanan yang terlihat lezat dan mewah.
Baca Juga:Ini Jadwal Terbaru Pekan Pertama Liga 1 2022/2023, Langsung Dibuka 3 Big Match!
Video tersebut ternyata lantas viral dan menarik perhatian publik di berbagai sosial media, namun bukan takjub akan restoran, netizen malah mengomentari restoran yang dinilai merusak keindahan alam.
"Dia baru saja mengatakan setiap cm dari tempat itu membutuhkan 300 tahun untuk membuatnya sendiri dan mereka baru saja membangun restoran di dalamnya? Saya tidak mengerti bagaimana pikiran orang kaya bekerja. Saya membutuhkan penilaian keberlanjutan restoran," tawa seorang netizen lewat cuitan akun @hani_botani di sosial media Twitter menanggapi video viral tersebut.
Komentar itu nampaknya menarik dukungan netizen yang akhirnya turut memberikan beberapa kontra terhadap kehadiran sang restoran yang dinilai mencemaskan.
"Kok bisa dibeli umum ya? Surat-surat ijinnya gimana?" Tanya netizen.
"Lagi makan kejatuhan stalagmite (Stalakmit)" ujar netizen.
Baca Juga:5 Cara Memanfaatkan Media Sosial, Tertarik Mencoba?
"ngeri kalo lagi makan terus amit-amit ada gempa. mana masuknya jauh," cemas netizen.
"oh di Bali ya, kebanyakan mental investornya emang ngerusak hal-hal yang sudah ada dan alami sih, bukan hal baru lagi,sedih," tambah yang lainnya.
Kontributor: Maria