36 Warga Kapuas Hulu Terserang DBD, Satu Anak Usia 5 Tahun Meninggal Dunia

Pasien meninggal dari Kecamatan Boyan Tanjung itu seorang anak berusia 5,9 tahun, meninggal di Rumah Sakit Putussibau dengan diagnosa Dengue Syock Syndrome (DSS)

Bella
Minggu, 31 Juli 2022 | 17:06 WIB
36 Warga Kapuas Hulu Terserang DBD, Satu Anak Usia 5 Tahun Meninggal Dunia
Ilustrasi gambar gejala dbd pada anak. (freepik)

SuaraKalbar.id - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kapuas Hulu Kastono menyatakan terdapat 36 warga di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, terserang penyakit demam berdarah degue (DBD).

Satu dari tiga puluh enam orang yang terserang DBD tersebut bahkan dinyatakan meninggal dunia.

"Saat ini kami masih berupaya agar tidak terjadi penyebarluasan kasus DBD, sehingga tidak terjadi kejadian luar biasa," katanya di Putussibau Kapuas Hulu, Jumat.

Kastono mengungkapkan sejak Januari hingga 27 Juli 2022 penderita DBD di Kapuas Hulu sebanyak 114 orang yang tersebar di 13 kecamatan.

Baca Juga:Viral Pulau di Kalimantan Bergerak Ikuti Arus Sungai, Begini Penampakannya

Sementara itu, pada bulan Juli 2022 terdapat penderita DBD sebanyak 36 orang yang tersebar di Kecamatan Putussibau Utara sebanyak 19 orang, Kecamatan Putussibau Selatan enam orang, Embaloh Hilir lima orang, Bunut Hulu dua orang, Bika satu orang, Embaloh Hulu satu orang, Semitau satu orang, Suhaid satu orang dan Kecamatan Boyan Tanjung satu orang dinyatakan meninggal dunia.

"Pasien meninggal dari Kecamatan Boyan Tanjung itu seorang anak berusia 5,9 tahun, meninggal di Rumah Sakit Putussibau dengan diagnosa Dengue Syock Syndrome (DSS)," jelasnya.

Kastono menyebutkan, saat ini pihaknya melakukan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan lainnya untuk mencegah penyebarluasan atau mencegah terjadinya KLB.

Selain itu, petugas kesehatan juga melakukan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di rumah penderita dan rumah-rumah sekitarnya sekurang-kurangnya radius 100 meter dan juga di fasilitas umum yang diperkirakan bisa menjadi sumber penularan penyakit.

"Dari hasil penyelidikan epidemiologi itu nantinya untuk menentukan langkah selanjutnya dalam pemberantasan penyakit DBD," ucap dia.

Baca Juga:Viral Video Cahaya Meluncur di Langit Kalimantan Barat, Ternyata Roket Long March 5B China Jatuh ke Bumi

Dia juga menuturkan petugas kesehatan melalui Puskesmas telah melakukan pengasapan (fogging) di beberapa kecamatan dan memberikan abatisasi serta memberdayakan masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 3M Plus yaitu menguras, menutup dan mengubur.

"Kami mengimbau agar masyarakat turut serta melakukan pencegahan serta pemberantasan sarang nyamuk dengan menerapkan lingkungan yang bersih dan sehat dan menerapkan 3M Plus," pesan Kastono. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini