Mengenal Ya' Syarif Umar, Pejuang 45 asal Kalimantan Barat yang Kini Terlupakan

Piting lehernya, banting orangnya, injak dan habisi. Matilah orang yang mengibarkan bendera belanda itu

Bella
Selasa, 16 Agustus 2022 | 19:59 WIB
Mengenal Ya' Syarif Umar, Pejuang 45 asal Kalimantan Barat yang Kini Terlupakan
Ya’ Syarif Umar. [Istimewa]

SuaraKalbar.id - Suasana pagi di sebuah rumah yang berada di bilangan Jalan Tanjung Pura, Pontianak, Kalimantan Barat kental dengan bernuasa perpustakan.

Buku-buku sejarah tersusun rapi dirak-rak lemari dan foto-foto para pejuang terlihat dari berbagai sisi sudut rumah itu.

Para sahabat memanggilnya dengan sebutan Pak Long Udin. Nama sebenarnya adalah Syafaruddin Daeng Usman. Dia merupakan satu di antara peminat sejarah di Kalimantan Barat. Di kediamannya itu, Suara.com mengulik cerita kisah-kisah para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia.

Sembari meminum kopi dan memakan makanan yang dihidangkan, Syafaruddin dengan semangatnya menceritakan kisah-kisah para pejuang terlebih pejuang 45.

Baca Juga:Singgung Pidato Kenegaraan Jokowi, Amnesty International : Jauh dari Harapan, hanya Mengulang

Salah satu pejuang yang diceritakan merupakan putra daerah yang berasal dari Kalimantan Barat bernama Ya' Syarif Umar.

Ya' Syarif Umar adalah salah satu putra Kalimantan Barat yang berjuang di pulau Jawa dalam Gerilya.

Barangkali nama Ya' Syarif Umar tak begitu familiar bagi masyarakat Kalbar meski beliau adalah eksponen angkatan 45 sekaligus legiun veteran Republik Indonesia (LVRI) serta purnawirawan TNI Angkatan Laut (AL).

“Ya' Syarif Umar bersama kawannya bernama Abdul Murat. Kebetulan keduanya ini sama-sama berasal dari Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Merekalah dua putra daerah asal Kalbar ini yang ikut dalam peristiwa heroik pertempuran Surabaya,” kata Pak Long Udin kepada Suara.com, Selasa (16/08/2022).

Ya` Syarif Umar merupakan pejuang yang lahir di Ngabang, pada tanggal 12 Desember 1922. Beliau merupakan bangsawan di lingkungan keraton Landak. Pada awalnya, Ya’ Syarif Umar mendapatkan Pendidikan Guru Sekolah Rakyat (PGSR). Pendidikan Sekolah Guru Desa kala itu. Akan tetapi pada saat masuknya invasi militer jepang pada tahun 1941, Ya' Syarif Umar mengikuti tes sekolah calon pelaut yang akan ditempatkan di Makassar.

Baca Juga:5.770 Narapidana di Sulawesi Selatan Dapat Remisi Perayaan Kemerdekaan 17 Agustus 2022

“Lulus lah dia, maka dia diberikan pendidikan di suatu tempat didekat Makassar itu nama daerahnya itu bernama Cappagallu. Tetapi, selama dia di sana bukannya mendapatkan pendidikan, melainkan terlibat langsung dalam pertahanan, karena orang-orang belanda pada waktu itu sudah mau kalah, Ya’ Syarif Umar itu bahu membahu dengan para pejuang Sulawesi Selatan,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini