Kisah Pemuda 21 Tahun yang Tak Gengsi Berjualan Sayur Demi Keluarga

Tak jarang, mereka membeli lebih banyak sayur sebagai bentuk apresiasi terhadap kerja keras Andi.

Suhardiman
Selasa, 12 Agustus 2025 | 15:53 WIB
Kisah Pemuda 21 Tahun yang Tak Gengsi Berjualan Sayur Demi Keluarga
Andi saat membantu ibunya berjualan sayur keliling. [Suara Kalbar]

SuaraKalbar.id - Di tengah gempuran era digital yang serba instan, saat banyak anak muda memilih menghabiskan waktu dengan gawai atau nongkrong, seorang pemuda di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, justru memilih jalan berbeda.

Namanya Andi (21), lulusan SMA Muhammadiyah Nanga Pinoh, yang setiap pagi setia menemani ibunya berjualan sayur keliling dari gang kecil hingga pasar kota.

Pagi itu, Selasa 12 Agustus 2025, hujan tipis membasahi jalanan. Aspal licin, udara dingin menusuk kulit. Dari kejauhan, tampak Andi menenteng dua keranjang sayur besar, satu di tangan kiri, satu lagi di tangan kanan.

Hanya kantong plastik menutupi kepalanya dari rintikan hujan. Meski basah, senyumnya tetap ramah, menyapa setiap orang yang ditemui.

Bagi sebagian orang seusianya, pagi adalah waktu bersantai atau bersiap untuk aktivitas lain. Namun, bagi Andi, subuh adalah awal dari rutinitasnya.

Nenata sayur di keranjang, memastikan sayuran segar, lalu berangkat bersama ibunya menelusuri rute harian. Ia mengaku tidak malu bekerja seperti ini.

"Saya tidak malu. Justru saya bangga bisa membantu ibu. Hasilnya memang tidak besar, tapi cukup untuk meringankan biaya rumah," kata Andi melansir dari suara kalbar.

Sejak kecil, Andi terbiasa membantu. Saat masih SMP dan SMA, ia kerap menyiapkan dagangan sebelum berangkat sekolah.

Kini, setelah lulus dan tidak melanjutkan kuliah karena keterbatasan biaya, ia memilih untuk terjun penuh membantu usaha keluarga.

Di sela-sela kesibukan itu, ia masih sempat membantu tetangga yang membutuhkan bantuannya.

"Sejak SMP saya sudah bantu ibu jualan. Terutama saat libur sekolah," ujarnya.

Hujan, panas, bahkan rasa lelah tidak pernah menjadi alasan untuk berhenti. Sikap ini membuat banyak pelanggan kagum.

Tak jarang, mereka membeli lebih banyak sayur sebagai bentuk apresiasi terhadap kerja keras Andi.

"Kalau kita mau sukses, harus mulai dari apa yang ada di depan mata. Jangan gengsi,” ujarnya.

Bagi Andi, perjalanan setiap hari bukan hanya soal mencari nafkah. Itu adalah bentuk cinta untuk ibunya, sebuah cara sederhana namun tulus untuk memastikan roda kehidupan keluarga terus berputar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini