SuaraKalbar.id - Aktris Shenina Cinnamon akan memerankan seorang perempuan Dayak dalam film terbaru berjudul "Tale of the Land". Film ini merupakan karya terbaru dari rumah produksi KawanKawan Media yang sebelumnya sukses dengan film "Autobiography" dan "Tiger Stripes".
"Tale of the Land" mengambil latar belakang Kalimantan dan terinspirasi dari kehidupan masyarakat adat di tengah perubahan tanah mereka. Film ini disutradarai oleh Loeloe Hendra yang menjadi debutnya dalam menggarap film panjang.
Shenina Cinnamon akan berperan sebagai May, seorang gadis Suku Dayak yang dihantui trauma atas kematian orang tuanya dalam sebuah konflik lahan. Trauma ini membuatnya tidak dapat menginjakkan kaki di tanah kelahirannya. May pun tinggal bersama kakeknya, Tuha (diperankan oleh Arwendy Bening Swara) di sebuah rumah.
Film ini juga dibintangi oleh aktor-aktor ternama lainnya seperti Angga Yunanda, Arwendy Bening Swara, dan Mahardika Yusuf. "Tale of the Land" telah dikembangkan sejak tahun 2017 dan saat ini sudah masuk tahap pasca produksi. Film ini menjadi salah satu karya Indonesia yang terpilih untuk mengikuti Focus Asia di Udine Far East Film Festival 2024.
Baca Juga:Viral Seorang Pria Ngaku Jadi Presiden Dayak Madura
Profil Shenina Cinnamon
Shenina Cinnamon merupakan aktris muda berbakat yang telah membintangi berbagai film dan sinetron. Namanya semakin dikenal publik sejak perannya dalam film "Tumbal: The Ritual" di tahun 2018. Sejak saat itu, Shenina terus aktif di dunia akting dan telah membintangi beberapa film ternama seperti "Di Bawah Umur", "Kukira Kau Rumah", dan "Penyalin Cahaya".
Shenina dikenal sebagai aktris yang selalu totalitas dalam berakting. Ia tidak takut untuk mengambil peran yang menantang dan selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap penampilannya. Berkat bakat dan kerja kerasnya, Shenina telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, seperti Piala Citra untuk Pemeran Utama Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia 2021.
Tentang "Tale of the Land"
"Tale of the Land" merupakan film drama yang mengangkat kisah tentang perjuangan masyarakat adat Dayak dalam mempertahankan tanah mereka di tengah konflik dan perubahan. Film ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian budaya dan tradisi masyarakat adat.
Film ini dijadwalkan akan tayang di bioskop pada tahun 2024.
Baca Juga:Masih Ingat Artis Cilik Frans Indonesianus? Kini Jadi Seniman Tato Dayak di Sambas Kalbar