Jadi Hiburan Utama Naik Dango 1 DAD Pontianak, Ini Sejarah Tari Dayak Jonggan

Apa itu tari Jonggan?

Bella
Jum'at, 19 April 2024 | 15:33 WIB
Jadi Hiburan Utama Naik Dango 1 DAD Pontianak, Ini Sejarah Tari Dayak Jonggan
Sejumlah perempuan muda Dayak memperagakan Tari Jonggan di acara Naik Dango 1 Pontianak, Kamis (18/4/24). (Suara.com/Maria)

SuaraKalbar.id - Tari Dayak Jonggan menjadi salah satu hiburan utama yang dipilih oleh Dewan Adat Dayak (DAD) Kota Pontianak dalam kegiatan Naik Dango 1 yang berlangsung di Rumah Radakng, Kota Baru, Pontianak, Kalimantan Barat.

Yohanes Nenes, selaku ketua panitia menyebutkan penampilan tari Jonggan akan ditampilkan selama kegiatan naik dango berlangsung yaitu pada tanggal 18-21 April 2024.

"Kita juga akan menampilkan tarian Jonggan selama 3 malam 4 hari," ujar Yohanes saat memberikan kata sambutan di kegiatan opening naik dango pada Kamis (18/04/2024) sore.

Penari Jonggan tersebut diketahui sengaja didatangkan oleh DAD Kota Pontianak dari Kabupaten Landak.

Baca Juga:Sport Station Terdekat di Pontianak, Lengkap dengan Informasi Jam Buka

"Dimeriahkan oleh jonggan Mamuraja Basaho, kecamatan Mandor, Kabupaten Landak," tambahnya yang mendapatkan sorakan senang dari para ribuan hadirin.

Apa Itu Tari Jonggan?

Mengutip berbagai sumber, Jonggan memiliki arti joget atau menari dalam bahasa Dayak. Jonggan merupakan sebuah tradisi tarian yang dipercayai bermula sekitar tahun 1950 di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

Awalnya, tarian ini dipentaskan sebagai hiburan dalam beragam acara adat seperti bayar niat, naik dango, hajatan sunatan atau babalak, pernikahan, festival, serta acara penyambutan tamu penting. Sebelum dimulainya pertunjukan, dilakukan ritual khusus yang disebut nyangahant, yakni doa untuk memohon izin atau perlindungan agar pertunjukan berjalan lancar.

Gerakan dalam Tari Jonggan menggambarkan rasa syukur kepada Tuhan (Jubata) dan kegembiraan masyarakat yang tercermin dalam tarian tersebut. Seringkali, para penari mengajak penonton untuk ikut serta menari, menciptakan interaksi langsung antara penari dan penonton.

Setiap penari bebas untuk berkomunikasi dengan pasangannya, sementara sentuhan emosional dan kegembiraan mencerminkan ikatan sosial yang kuat di antara mereka. Sebagai bagian dari tradisi sosial masyarakat Suku Dayak Kanayatn, tarian ini menjadi representasi dari kesenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan muda-mudi Dayak Kanayatn.

Baca Juga:Alfamart Terdekat di Pontianak, Lengkap dengan Alamatnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini