Jumlah Titik Panas di Kalbar Turun, BMKG Tetap Ingatkan Potensi Karhutla di Pertengahan September

Jumlah hotspot di Kalbar menurun drastis. Saat ini hanya ada lima titik di Melawi, dan wilayah lain tidak terdeteksi hotspot,

Bella
Rabu, 11 September 2024 | 10:00 WIB
Jumlah Titik Panas di Kalbar Turun, BMKG Tetap Ingatkan Potensi Karhutla di Pertengahan September
Arsip - Relawan PMI Kalimantan Barat berjibaku memadamkan api pada lahan yang terbakar di Kecamatan Rasau Jaya, Kubu Raya. (Suara.com/PMI Kalbar)

SuaraKalbar.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak melaporkan penurunan signifikan jumlah hotspot di seluruh wilayah Kalimantan Barat (Kalbar). Hingga Selasa pukul 16.00 WIB, hanya lima titik panas yang terpantau, semuanya berlokasi di Kabupaten Melawi. Sementara 13 kabupaten/kota lainnya bebas dari hotspot.

“Jumlah hotspot di Kalbar menurun drastis. Saat ini hanya ada lima titik di Melawi, dan wilayah lain tidak terdeteksi hotspot,” ujar Prakirawan Cuaca BMKG Supadio, Supriyadi.

Penurunan ini sangat kontras dengan kondisi dua hari sebelumnya. Pada 7 September, tercatat 1.466 hotspot di Kalbar. Menurut BMKG, penurunan ini disebabkan curah hujan yang merata di seluruh kabupaten/kota, dengan intensitas bervariasi dari ringan hingga lebat. Supriyadi menambahkan, kondisi hujan ini membuat potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sangat rendah.

Namun, BMKG memperingatkan kemungkinan perubahan cuaca di pertengahan September. Dari 12 hingga 16 September, diperkirakan curah hujan akan menurun di beberapa daerah, seperti Pontianak, Kubu Raya, Mempawah, Sambas, Singkawang, dan wilayah timur seperti Kapuas Hulu, Melawi, Sintang, dan Sanggau.

Baca Juga:6 Perusahaan Perkebunan di Kalbar Diduga Terlibat Kebakaran Lahan

"Penurunan curah hujan ini berpotensi meningkatkan kembali risiko karhutla, terutama di wilayah yang sebelumnya rawan kebakaran," kata Supriyadi.

Meski demikian, BMKG memprediksi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih akan terjadi di beberapa kabupaten dalam tiga hari mendatang, seperti Kapuas Hulu, Ketapang, Kubu Raya, Sintang, Melawi, dan Pontianak, yang diharapkan dapat menjaga wilayah tetap aman dari karhutla.

Supriyadi menekankan pentingnya kesiapsiagaan terhadap karhutla. Pemerintah daerah dan pihak terkait diimbau untuk terus memantau titik panas dan bersiap melakukan langkah-langkah antisipatif, terutama dengan adanya prediksi penurunan curah hujan di pertengahan bulan ini.

“Kita harus tetap waspada dan siap mengambil tindakan pencegahan agar potensi karhutla tidak meningkat lagi,” tutupnya.

Baca Juga:Muncul Ribuan Titik Panas di Kalbar, BMKG Ingatkan Waspada Ancaman Karhutla

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini