Program ini akan dijalankan secara bertahap di wilayah-wilayah yang dinilai rawan, bekerja sama dengan TNI dan Polri.
Menurut Dedi, siswa yang mengikuti program ini akan ditempatkan di sekitar 30 hingga 40 barak khusus milik TNI selama enam bulan dan tidak mengikuti sekolah formal selama masa pembinaan.
TNI akan menjemput langsung siswa ke rumah untuk menjalani pelatihan karakter.
Pemilihan peserta dilakukan berdasarkan kesepakatan sekolah dan orang tua.
Baca Juga:Kalbar Hari Ini: Kadis Kominfo Ditahan, Anggota DPRD Singkawang Dituntut 10 Tahun
Pembiayaan program ditanggung bersama oleh Pemerintah Provinsi Jabar dan pemerintah kabupaten/kota.
Di Purwakarta, program ini telah dijalankan lebih awal. Bupati Saepul Bahri Binzein melepas 29 pelajar SMA/SMK ke markas TNI Rindam III/Siliwangi Bandung.
Para siswa tersebut diketahui memiliki kebiasaan negatif seperti bolos dan pergaulan bebas.
Pendidikan semi militer ini akan berlangsung minimal dua minggu dan dapat diperpanjang hingga enam bulan atau satu tahun jika belum menunjukkan perubahan.
Program ini mendapat sambutan positif dari orang tua, bahkan ada yang secara sukarela mendaftarkan anaknya.
Baca Juga:Rute Pontianak ke Singkawang: Jarak, Durasi, hingga Moda Transportasi
Selain fokus pada siswa, Dedi juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas guru di Jabar, melalui rekrutmen yang transparan dan pelatihan karakter.
Ia berharap guru memiliki standar karakteristik khusus untuk mendukung pendidikan karakter di daerahnya.